Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aung San Suu Kyi: Saya Berusaha Tidak Menaikkan Tensi Ketegangan

Kompas.com - 15/11/2017, 17:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Konselor Myanmar, Aung San Suu Kyi, membantah jika dirinya hanya diam saja melihat etnis minoritas Rohingya ditindas di Myanmar.

Sejak militer Myanmar melakukan operasi di Rakhine 25 Agustus lalu, ratusan orang Rohingya tewas.

Kemudian 600.000 rakyat yang lain memilih mengungsi di Banglades.

Suu Kyi mendapat sorotan tajam dari seluruh dunia karena tidak bereaksi terhadap krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di negerinya.

Rabu (15/11/2017), seperti dilansir kantor berita AFP, peraih Nobel Perdamaian 1990 itu angkat suara.

Baca juga : PM Abe Tawarkan Pinjaman Rp 13,5 Triliun ke Myanmar

Suu Kyi berkata, dia tidak ingin mengucapkan sesuatu yang bisa menaikkan tensi ketegangan baik bagi kubu pro-Rohingya maupun yang tidak.

"Saya berusaha mengatakan sesuatu secara akurat. Tidak sebatas enak didengar bagi satu pihak saja," kata Suu Kyi diplomatis.

AFP menulis, ucapan Suu Kyi yang sangat terkesan berhati-hati didasarkan kekhawatiran dari pendukungnya jika Suu Kyi mendukung Rohingya, hal itu bakal memantik kekecewaan dan kemarahan dari militer.

Imbasnya, junta militer bisa saja menggulingkan Suu Kyi, dan mengambil alih pemerintahan.

Meski secara de facto Suu Kyi menjadi pemimpin Myanmar pada 6 April 2016, junta militer masih memegang beberapa pos pemerintahan strategis.

Di antaranya kementerian pertahanan dan perbatasan Myanmar.

Selain itu, militer memiliki hak memveto setiap usaha untuk merubah konstitusi yang sudah mereka berlakukan.

Meski begitu, secara tersirat, militer juga mendengarkan kecaman dunia internasional yang datang kepada mereka.

Pada Senin (13/11/2017), militer mencopot Mayjen Maung Maung Soe dari jabatan sebagai Komandan Markas Barat di Rakhine.

Baca juga : Myanmar Copot Komandan Markas yang Membawahi Rakhine

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com