JERUSALEM, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras ingin menawarkan bantuan untuk korban gempa di perbatasan Iran dengan Irak.
Netanyahu menegaskan, permusuhan antara pemerintahan kedua negara tidak bisa dijadikan alasan untuk menghentikan bantuan kemanusiaan.
Tawaran tersebut, yang disampaikan dalam konferensi video dengan Federasi Yahudi Amerika Utara, hampir bisa dipastikan jawabannya.
Baca juga: Korban Selamat Gempa Iran-Irak Sudah Dua Malam Tidur Tanpa Atap
Seperti diketahui, Iran tidak mengakui negara Yahudi itu.
Media Israel melaporkan tawaran tersebut langsung ditolak oleh Iran melalui Komite Palang Merah Internasional.
Namun, puluhan ribu jiwa yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa, justru melampiaskan kemarahan mereka para pemerintah rezim Islam yang disebut lamban merespon bantuan dari yayasan amal tersebut.
"Saya melihat gambar-gambar yang memilukan tentang wanita dan anak-anak yang terkubur di bawah reruntuhan," kata Netanyahu.
"Beberapa jam lalu saya diarahkan untuk menawarkan bantuan medis kepada Palang Merah untuk korban gempa di Irak dan Iran."
"Saya sampaikan berkali-kali bahwa perselisihan yang ada hanya antara rezim tiran yang menahan mereka dan mengancam kehancuran kita. Tapi rasa kemanusiaan kami lebih besar dari kebencian mereka."
Lebih dari 400 korban tewas dan puluhan ribu kehilangan tempat tinggal akibat gempa yang terjadi di perbatasan Iran dengan Irak pada Minggu (12/11/2017) lalu.
Baca juga: Gempa Iran-Irak: Jumlah Korban Tewas Tembus 445 dan 7.000 Luka-luka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.