Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara Turun Tahta Kaisar Akihito Bakal Sederhana

Kompas.com - 15/11/2017, 14:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com -Sejumlah media Jepang telah melansir 31 Maret 2019 sebagai tanggal pasti Kaisar Akihito turun tahta meski belum ada pernyataan resmi dari Tokyo.

Saat ini, muncul kabar pemerintah memiliki satu pekerjaan rumah. Yakni memutuskan perhelatan upacara turun tahtanya Akihito.

Upacara pengunduran diri terakhir yang pernah dicatat Jepang adalah saat masa Kaisar Kokaku 1817 silam.

Jika merujuk pada tradisi lama, petugas akan membacakan pesan dari kaisar yang bakal lengser.

Termasuk alasan sebenarnya kaisar tersebut mengundurkan diri.

Diwartakan Japan Today Rabu (15/11/2017), pejabat pemerintah khawatir jika tradisi itu dilakukan, maka bakal melanggar Undang-undang Rumah Tangga Istana.

Baca juga : Kaisar Akihito Akan Lengser 31 Maret 2019

"Karena itu, upacara turunnya Yang Mulia bakal lebih sederhana," kata pejabat pemerintahan anonim tersebut.

Tidak dijelaskan seperti bentuk "sederhana" saat upacara Akihito nanti. Apakah tidak akan menggunakan pembacaan pernyataan terakhir sang kaisar ataukah hal lain.

Selain itu, pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe itu tengah memutuskan apakah akan mengundang kepala negara sahabat dalam upacara tersebut.

Sebab, setelah upacara pensiunnya Akihito, dalam waktu yang bersamaan akan digelar upacara penobatan Putra Mahkota Naruhito menjadi kaisar.

Sebelumnya, pada Agustus tahun lalu, Kaisar Akihito menyampaikan keinginannya untuk mundur itu dalam sebuah pidato yang disiarkan langsung televisi.

Kondisi kesehatan menjadi alasan Kaisar Akihito ingin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala negara Jepang.

Baca juga : Berkunjung ke Jepang, Trump Bertemu Kaisar Akihito

Pada 2003, dia menjalani operasi untuk menyembuhkan kanker prostat yang dideritanya.

Pada akhir 2008, Kaisar Akihito kembali dirawat akibat sakit di bagian dada, detak jantung tak stabil, tekanan darah tinggi, dan pendarahan dalam.

Para dokter menyebut menurunnya kondisi kesehatan Kaisar Akihito lebih karena disebabkan stres memikirkan masa depan keluarga kekaisaran.

Keluarga kekaisaran Jepang adalah yang tertua di dunia dengan jejak bisa dirunut hingga 2.000 tahun ke belakang, terus kehilangan keturunan pria sebagai pewaris tahta.

Kondisi ini memunculkan perdebatan perlunya undang-undang yang mengizinkan perempuan menjadi pewaris tahta. Ide ini ditentang keras kelompok konservatif Jepang.

Kelompok konservatif juga menentang keinginan Kaisar Akihito mengundurkan diri.

Mereka khawatir, langkah ini akan merusak sistem pemerintahan dan menciptakan preseden berbahaya di masa depan.

Baca juga : Akhirnya, Kaisar Akihito Diizinkan Turun Tahta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com