Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: Prajurit Jerman Ini Sendirian Hadapi Pasukan Uni Soviet

Kompas.com - 15/11/2017, 14:18 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Pada 21 September, intelijen Jerman mendapatkan informasi bahwa sebuah ofensif besar-besaran Uni Soviet sedang mengarah ke posisi tentara Jerman.

Unit yang akan menghadapi serangan Uni Soviet itu adalah pasukan Frits Christen. Mereka kemudian menggali parit pertahanan di hutan-hutan di luar desa Lushno menanti datangnya serangan.

Serangan itu terjadi pada 24 September pagi. Fritz saat itu bertugas dengan senapan mesin anti-tank berkaliber 50 milimeter di sisi hutan di ujung utara desa Lushno.

Di kemudian hari Fritz mengatakan, cuaca dingin Uni Soviet yang menggigit ternyata lebih membuat para prajurit Jerman ketakutan ketimbang ofensif Tentara Merah.

Baca juga : Kisah Perang: Stanley Hollis, Prajurit yang Tak Bisa Dibunuh Nazi

Meski demikian tentara Jerman amat yakin mereka bisa memenangkan pertempuran dengan mudah.

Saat fajar menyingsing, rasa percaya diri Jerman memudar saat melihat gerak maju tentara Uni Soviet.

Mereka melihat barisan tank kelas menengah T-84 bergerak ke arah parit-parit Jerman. Sementara di belakangnya, ribuan pasukan infantri bergerak untuk membersihkan apa yang tak bisa dihancurkan tank.

Sebelum matahari benar-benar terbit, barisan tank Soviet memulai hujan peluru. Dengan hanya pepohonan dan parit yang menjadi pelindung, Fritz dan pasukannya benar-benar merupakan sasaran empuk.

Fritz kemudian menembakkan senapan anti-tanknya, sementara rekan-rekannya satu persatu berjatuhan tewas atau terluka.

Fritz sebenarnya berhasil menghancurkan lima atau enam tank. Namun, hal tersebut tak mampu membuat mengusir pasukan Uni Soviet.

Fritz lalu memanggil nama rekan-rekannya, tetapi tak ada jawaban. Saat dia sadar semua rekannya sudah tewas, Fritz kemudian menggali parit di sekitar senapan mesinnya.

Beruntung tak ada peluru yang jatuh tepat di posisinya hingga ofensif itu berakhir pada Malam hari.

Serpihan pohon dan logam berserakan di sekitar dia, sementara rekan-rekannya yang tewas atau terluka juga bergelimpangan.

Fritz tetap dalam posisi tiarap. Saat tembakan kemudian berhenti pria itu akhirnya bisa bernapas lega.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Militer Uni Soviet Mundur dari Afganistan

Namun, Fritz salah sangka, semuanya belum berkahir. Dia keumudian mendengar derap langkah kaki menuju ke arahnya. Mereka adalah pasukan infantri Uni Soviet.

Tak punya pilihan, Fritz melepaskan tembakan. Di luar dugaan, pasukan infantri Uni Soviet itu mundur, mungkin mengira banyak pasukan Jerman di tempat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com