Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puma Diprotes Balai Konservasi India karena Dianggap Merusak Cagar Budaya

Kompas.com - 14/11/2017, 18:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Apparel olahraga raksasa asal Jerman, Puma, menerima protes dari konservasionis India karena dianggap merusak cagar budaya setempat.

Pekan lalu (8/11/2017), Puma merilis sebuah video berjudul "Suede Gully" sebagai kampanye promosi sneaker andalan mereka, Suede.

Video berdurasi tiga menit itu menampilkan mural warna-warni pada beberapa bangunan di kawasan Old Delhi.

Dalam situs resminya, Puma mengklaim video itu bertujuan "menangkap kerikil di jalanan India", dan mengkolaborasikan empat bahasa, delapan rapper, 36 penari, dan tujuh seniman jalanan.

Baca juga : Pemerintah India Sebut Masalah Polusi Udara Tak Perlu Dibesar-besarkan

Bahasa yang dipakai adalah Hindi, Tamil, Punjabi, dan Khasi.

Namun, Balai Konservasi Warisan Seni dan Kebudayaan Nasional India menuduh Puma sudah merusak peninggalan milik Shah Jahan.

Shah Jahan adalah raja yang memerintah Dinasti Mughal sejak 1628-1658 silam.

Namanya dikenal mendunia karena peninggalannya berupa Taj Mahal, sebuah makam bagi permaisuri tercintanya, Mumtaz Mahal, yang kemudian diakui sebagai warisan Unesco.

Swapna Liddle, salah satu anggota balai konservasi itu, menyatakan mural tersebut, terdapat kerusakan permanen di beberapa bagian.

Antara lain ukiran batu, plester batu gamping, dan batu bata Lahori.

"Ini adalah cagar budaya. Anda tidak bisa seenaknya mencoret dan kemudian pergi begitu saja," kecam Liddle seperti dilansir kantor berita AFP.

Liddle kemudian menyatakan secara tidak langsung bahwa Puma harus menanggung biaya perawatan yang besar agar kondisi cagar budaya itu bisa kembali seperti semula.

Juru bicara apparel itu, seperti diberitakan The Indian Express, mengaku Puma sudah mengantongi izin untuk menggambar di Old Delhi.

Baca juga : Kegiatan Sekolah Kembali Dimulai, Orangtua Siswa di India Protes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com