Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: "Sniper" AS Merayap 3 Hari demi Memburu Jenderal Vietnam

Kompas.com - 14/11/2017, 13:11 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Carlos Hathcock,  bisa dikatakan sebagai salah satu pahlawan Perang Vietnam dan legenda bagi korps Marinir AS dalam perang di Asia Tenggara itu.

Dengan rekor 93 tembakan yang bisa dikonfirmasi, meski data tak resmi menyebut Hathcock sukses menewaskan 300-400 prajurit Vietnam Utara.

Kesuksesan ini membuat nama perang Hatchcock yaitu White Feather atau Si Bulu Putih diabadikan  sebagai nama sebuah senapan Springfield Armory M25 White Feather.

Nama White Feather sendiri diberikan oleh para prajurit AD Vietnam Utara (NVA) karena Hathcock selalu mengenakan topi yang dihiasi selembar bulu berwarna putih.

Baca juga : Kisah Perang: Sniper Finlandia Ini Bunuh 500 Tentara Uni Soviet

Salah satu misi Hathcock yang paling legendaris adalah saat dia mendapatkan tugas untuk membunuh seorang jenderal NVA.

Untuk melaksanakan tugasnya, Hathcock membutuhkan waktu empat hari dan tiga malam nyaris tanpa tidur dan makanan seadanya.

Untuk mengejar sang jenderal, Hathcock dengan sabar merayap inci demi inci demi mencari posisi yang paling baik sekaligus menghindari pengawasan musuh.

Sampai satu saat, Hathcock berada dalam jarak sekitar 650 meter. Setelah membidik, dengan tenang Hathcock melepaskan tembakan.

Peluru yang melesat mengenai dada sang jenderal yang langsung menewaskannya. Misi berhasil dilaksanakan.

Namun, keseluruhan misi itu baru separuh selesai. Sebab, Hathcock harus bisa meloloskan diri tanpa terdeteksi.

Maka Hathcock mengulangi apa yang dilakukan sebelumnya yaitu merayap inci demi inci. Akhirnya, setelah tiga hari dia bisa kembali ke kesatuannya dengan selamat.

Misi terkenal lainnya adalah saat Hathcock menewaskan seorang komandan peleton NVA yang dikenal dengan nama Apache.

Baca juga : Perempuan Sniper Rusia Berjuluk Putri Salju Tewas di Ukraina

Apache, yang adalah seorang perempuan, dikenal sebagai sosok yang kejam karena tak segan menyiksa tentara AS yang tertangkap.

Satu hari, pasukan pimpinan Apache menangkap seorang prajurit anggota unit Hathcock.

Apache menguliti prajurit itu, memotong kelopak mata jarinya lalu mengebiri dia sebelum melepaskannya.

Carlos Hathcock dengan deretan medali penghargaan yang diterimanya.Wikipedia Carlos Hathcock dengan deretan medali penghargaan yang diterimanya.
Hathcock bersama asistennya kemudian melacak jejak Apache dan peletonnya. Saat sang komandan perempuan ini memisahkan diri dari pasukannya untuk beristirahat, Hathcock mengambil kesempatan.

Dia sukses menewaskan Apache hanya dengan satu peluru. Namun, dia memberi "bonus" satu peluru lagi untuk komandan NVA yang sangat ditakuti pasukan AS tersebut.

Akibat aksi Hathcock yang terus menerus memakan korban, NVA kemudian memberikan hadiah 30.000 dolar AS bagi siapa saja yang bisa membunuh sang sniper.

Biasanya NVA hanya memberi hadiah 2.000 dolar untuk melacak seorang sniper, tetapi Hathcock adalah sosok istimewa sehingga dihargai amat mahal.

Baca juga : Akhir Kisah Jac Holmes, Sniper Inggris yang Tewas Kena Ranjau Raqqa

NVA kemudian mengirim sniper terbaiknya bernama Cobra. Dia kemudian mulai menembaki tentara AS dengan tujuan untuk memancing Hathcock.

"Dia sangat cerdas. Dia nyaris sebaik saya, tetapi saya tetap yang terbaik," ujar Hathcock mengomentari Cobra.

Hathcock dan Cobra untuk beberapa lama terlibat dalam permainan kucing-kucingan yang amat berbahaya. Mereka saling mengintai menunggu kelengahan lawan.

Akhirnya pada satu ketika, Cobra lengah dan posisinya menghadap ke matahari. Alhasil sinar matahari memantul dari lensa senapannya.

Hathcock melihat hal itu dan langsung melepaskan tembakan. Peluru yang melesat dari senapan Hathcock menembus teropong senapan milik Cobra dan bersarang di kepala sniper NVA itu.

Namun, masa-masa Hathcock di Vietnam akhirnya berakhir ketika kendaraan yang ditumpanginya menghantam ranjau dan meledak.

Demi menyelamatkan tujuh anggota marinir di dalam mobil yang terbakar itu, Hathcock mengalami luka bakar hingga 40 persen di tubuhnya.

Kondisi ini mengakhiri kariernya sebagai seorang sniper, tetapi dia kemudian bekerja sebagai pelatih bagi generasi sniper masa depan di Marine Sniper School di Quantico, AS.

Baca juga : Nyaris Tewas Ditembak ISIS, Sniper Perempuan Kurdi Hanya Tertawa

Setelah terpaksa pensiun akibat menderita multiple sclerosis, Hathcock tetap menyumbangkan ilmunya bagi kepolisian dan militer AS

Pada Februari 1999, Hathcock meninggal dunia di Virginia Beach dalam usia 56 tahun akibat penyakitnya itu. Akhirnya, sniper terbaik di Perang Vietnam tak bisa mengalahkan alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com