Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Perdana Menteri Lebanon Diancam Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran

Kompas.com - 08/11/2017, 12:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Arabiya

BEIRUT, KOMPAS.com - Dugaan eks Perdana Menteri Lebanon, Saad al-Hariri, diancam oleh Iran mulai didengungkan sebuah situs anti-rezim Iran.

Situs yang selalu membocorkan fakta tersembunyi mengenai rezim Iran itu membeberkan terjadi pertemuan antara Hariri dengan seorang penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Akbar Velayati, pada Jumat (3/11/2017).

Dikutip Al Arabiya Selasa (7/11/2017), penasihat itu memerintahkan agar Lebanon mendukung penuh rencana Teheran untuk menentang Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Hariri diminta untuk berbicara di depan media bahwa dirinya mendukung Hizbullah untuk memberikan keamanan di Lebanon.

Namun, Hariri menentang permintaan tersebut.

Baca juga : Intelijen Lebanon: Tidak Ada Plot Pembunuhan kepada Saad al-Hariri

Penasihat itu lalu memanggil seorang komandan Hizbullah, dan memintanya membuka sebuah dokumen tentang Partai Pergerakan Masa Depan Lebanon, partai pimpinan Hariri.

Di dalam dokumen itu, disebutkan bahwa partai Hariri menyediakan informasi sensitif kepada negara Barat yang berujung kepada tewasnya komandan lapangan Hizbullah di Suriah.

"Penasihat itu berkata, jika Hariri menolak, maka Lebanon bakal hancur oleh kekacauan, dan Hariri akan mati," demikian laporan situs itu.

Hariri tetap kukuh pada pendiriannya, dan berkata dia akan mengundurkan diri sebagai perdana menteri.

Penasihat itu lalu mengancam akan membuat Hariri "bernasib sama seperti ayahnya".

Ayah Hariri, Rafik al-Hariri, yang juga adalah perdana menteri, terbunuh pada 2005.

Sehari setelah pertemuan itu (4/11/2017), Amadnews melaporkan Hariri menyampaikan pengunduran dirinya.

"Iran memegang kendali nasib negara-negara di kawasan ini, dengan Hizbullah sebagai perpanjangan tangan mereka. Tidak hanya di Lebanon, namun juga negara-negara Arab lainnya," kata Hariri saat itu.

Hariri juga menyebut situasi ini mirip ketika ayahnya terbunuh 12 tahun lalu.

Baca juga : Merasa Nyawanya Terancam, Perdana Menteri Lebanon Mengundurkan Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Arabiya
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com