Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bedah Sendiri Tenggorokan Bayinya, Ibu di Swiss Dipenjara 11 Tahun

Kompas.com - 08/11/2017, 09:21 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


ZURICH, KOMPAS.com — Petugas kepolisian Swiss memvonis seorang ibu yang membedah sendiri tenggorokan bayinya dengan hukuman 11 tahun penjara.

Perempuan bernama Katharina Katit-Staehel itu menyangka, bayi berusia satu tahun itu akan menjadi bahan eksperimen dokter di rumah sakit sehingga dia memilih mengoperasi sendiri anaknya, Dylan.

Dialnsir dari Daily Mirror, Selasa (7/11/2017), Dylan yang menderita hidrosefalus dibawa pergi Katit-Staehel ketika sedang menunggu untuk dioperasi di sebuah rumah sakit anak-anak.

Awalnya, dia meminta izin ke petugas medis memandikan anaknya. Namun, ketika dia melepaskan pakaian Dylan, Katit-Staehel justru mengambil pisau dan membedah tenggorokan bayinya.

Baca juga: Diduga Alami Gangguan Jiwa, Ibu Bunuh Anak Kandung

Aksinya itu membuat Dylan tewas. Kemudian, Katit-Staehel melarikan diri ke Spanyol dan bersembunyi selama hampir satu bulan.

Dia menjadi buronan, bahkan pemerintah mengeluarkan surat perintah internasional untuk mencarinya.

Katit-Staehel melakukan percobaan bunuh diri dengan menikam lehernya, tetapi gagal.

Pada Senin, Katit-Staehel mengakui kejahatannya di depan pengadilan kota Elche, Spanyol.

Seorang psikiater menemukan adanya gangguan kepribadian pada diri Katit-Staehel saat dia menyatakan "tak ada jalan lain" untuk menyembuhkan anaknya.

Baca juga: Polisi Amankan Ibu yang Diduga Buang Bayi di Tempat Sampah di Warakas

Katit-Staehel tak mengingat secara detail peristiwa yang menewaskan anaknya itu. Dia hanya berpikir tim dokter akan menyakiti anaknya dengan melakukan eksperimen terhadap Dylan.

Dia juga mengaku sangat skeptis dengan pengobatan konvesional dan para dokter. Dia lebih menyukai pengobatan tradisional dari India dan China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com