Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijadwalkan Beri Pidato, Trump Dikhawatirkan Bikin Suasana Semenanjung Korea Tambah Runyam

Kompas.com - 04/11/2017, 17:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan menjadi negara Asia kedua yang dikunjungi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Selasa pekan depan (7/11/2017) setelah Jepang.

Sebagai tetangga langsung Korea Utara (Korut), Trump memiliki agenda meyakinkan rakyat Korsel agar bersedia menekan Korut untuk menghapus senjata nuklirnya.

Gedung Putih, seperti dilansir kantor berita AFP menyatakan, Trump dijadwalkan untuk memberi pidato di hadapan Dewan Nasional Korsel.

Dalam pidatonya, Trump diduga akan meminta dukungan dengan mengatakan bahwa Korut adalah "masalah bersama".

Tetapi, beberapa pakar Korut khawatir, retorika Trump di Seoul hanya akan membuat suasana di Semenanjung Korea bertambah runyam.

Baca juga : Korut: Berhenti Bermimpi di Siang Bolong AS!

Dosen Universitas Studi Korut, Yang Moo Jin berkata, Trump dikenal sebagai pemimpin yang cenderung berbicara blak-blakan.

"Sebagian masyarakat Korea khawatir Trump akan kebablasan dan membuat kondisi di Semenanjung Korea bertambah panas," kata Moo Jin.

Apalagi, Trump dan pemimpin Korut, Kim Jong Un, dalam beberapa bulan terakhir sering melontarkan perang kata-kata mengenai ancaman untuk memulai perang.

Sementara penasihat pemerintah dari Universitas Dongguk, Koh Yu Hwan menyatakan, Seoul berharap Trump tidak akan melibatkan Presiden Moon Jae-In ke dalam pusaran AS dan Korut.

Sementara itu, beberapa masyarakat Seoul menyatakan penolakan terhadap kedatangan Trump di negara mereka.

Sekitar 500 orang melakukan demonstrasi di jalanan Seoul sambil membentangkan spanduk dan yel-yel slogan.

Baca juga : Korut Dituduh Curi Cetak Biru Kapal Perang dan Kapal Selam Korsel

Mereka merasa Trump adalah dalang utama yang membawa Semenanjung Korea di ujung peperangan.

"No Trump, No War (Tidak ada Trump, tidak ada perang)," demikian kalimat yang ada di poster milik demonstran anti-Trump.'

Sedangkan massa yang mendukung Trump, berjumlah sekitar 100 orang, membentangkan spanduk berisi dukungan kepada pengusaha 71 tahun tersebut.

Spanduk itu berisi kalimat "Selamat datang di Korea. Kami percaya kepada Trump."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com