Jepang tengah berada dalam posisi waspada mengingat Korut telah melepaskan dua rudalnya melewati pulau-pulau di sebelah utara Jepang.
Peluncuran rudal itu membuat warga ketakutan dan bergegas berlindung di tempat penampungan.
Korut bahkan mengancam akan menenggelamkan Jepang ke dalam laut. Pernyataan tersebut makin membuat kegelisahan etnis Korea di Jepang.
Terlebih, generasi muda etnis Korea menganggap Jepang sebagai satu-satunya rumah yang mereka kenal.
Baca juga : Korsel dan Jepang Bisa Pertimbangkan Miliki Senjata Nuklir
Seorang pengacara etnis Korea, Ri Chun Hui menilai, kemarahan yang diarahkan ke komunitasnya akibat provokasi Korut bukanlah hal yang baru.
Korut pernah menculik beberapa warga Jepang pada akhir 1970-an hingga awal 1980-an. Mereka dibawa pergi untuk melatih bahasa dan budaya Jepang ke agen mata-mata Korut.
"Warga Korea pernah dianggap sebagai korban kolonisasi Jepang, tapi sekarang kita diperlakukan seperti pelaku penculikan," katanya.
Kendati pemimpin Korut kala itu, Kim Jong Il mengembalikan lima warga Jepang, namun beberapa lainnya tak pernah kembali, salah satunya Megumi Yokota yang hilang pada usia 13 tahun.
Baca juga : Jepang Bentuk Satuan Keamanan Khusus untuk Jaga Melania Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada kunjungan kenegaraannya ke Jepang, dijadwalkan mengunjungi keluarga Megumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.