Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Korsel: Korsel Tidak Akan Imbangi Korut dalam Senjata Nuklir

Kompas.com - 01/11/2017, 11:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Masifnya pengembangan senjata nuklir Korea Utara (Korut) tidak akan diikuti oleh tetangganya, Korea Selatan (Korsel).

Hal itu disampaikan Presiden Moon Jae In di hadapan parlemen Korsel Rabu (1/11/2017).

Sebelum pernyataan itu keluar, tensi Semenanjung Korea sudah bereskalasi sejak Korut terus-menerus melakukan uji coba senjata nuklirnya.

Uji coba terakhir terjadi pada 3 September tak jauh dari situs Punggye-ri.

Saat itu, pemerintahan Kim Jong Un mencoba senjata terbaru mereka, bom hidrogen atau termonuklir.

Situasi tersebut membuat sejumlah pemangku kebijakan Korsel meminta Jae In untuk melobi Amerika Serikat (AS) guna menempatkan kembali stasiun pertahanan nuklirnya.

Baca juga : Terowongan di Lokasi Tes Nuklir Korut Runtuh, 200 Tewas

Stasiun itu dipindahkan dari Korsel oleh Presiden George HW Bush pasca-berakhirnya Perang Dingin 1991.

"Opsi itu (menempatkan situs nuklir) patut dicoba dengan berbagai pertimbangan."

Pendapat tersebut disuarakan Menteri Pertahanan Korsel, Song Young Moo awal September, seperti dikutip Washington Post.

Selain itu, banyak pihak juga menyarankan Korsel mulai mengembangkan senjata nuklir sebagai pertahanan diri dari ancaman Korut.

Namun, Jae In bersikukuh untuk tidak menjadikan Korsel sebagai negara nuklir.

Dia berpatokan kepada deklarasi kesepakatan Korut dan Korsel untuk menghilangkan nuklir di Semenanjung Korea pada 1992.

Deklarasi yang kemudian hancur 10 tahun kemudian setelah Korut menarik diri dan memulai program pengembangan nuklir.

"Provokasi Korut tidak bisa diterima. Meski begitu, kami tetap tidak akan mengembangkan nuklir sebagai senjata," ujar Jae In.

Presiden 64 tahun tersebut juga melanjutkan, dia tidak akan meminta Washington untuk mengirimkan bantuan militer.

Menurutnya, masalah di Semenanjung Korea harus diselesaikan secara internal.

"Aku pastikan, tidak ada aksi militer asing tanpa persetujuan Seoul," tegas Jae In dikutip dari AFP.

Baca juga : Ancaman Nuklir Korut Berada pada Titik Kritis dan Makin Dekat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com