WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) bakal semakin memperketat pemeriksaan kepada setiap pendatang yang datang.
Hal itu diungkapkan Presiden Donald Trump di akun Twitter-nya pasca-aksi teror bermobil yang menimpa New York Selasa (31/10/2017) waktu setempat.
Dilansir AFP, Trump berkicau telah memerintahkan dinas keamanan AS (Homeland Security) untuk meningkatkan Program Pemeriksaan Ekstrem (Extreme Vetting Program).
Program pemeriksaan itu tidak hanya mencakup wawancara tentang asal, tujuan ke AS, maupun ideologi yang dianut si pendatang.
Namun, program itu mengharuskan pendatang membagi kontak dan sandi peralatan elektronik kepada dinas keamanan AS.
Baca juga : Aksi Teror Bermobil Kejutkan New York, 8 Tewas dan Lusinan Terluka
"'Berperilaku diplomatis' sah-sah saja. Tapi tidak untuk kasus ini (teror New York)!" kicau Trump.
I have just ordered Homeland Security to step up our already Extreme Vetting Program. Being politically correct is fine, but not for this!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 1, 2017
Pekan kemarin, Badan Keamanan Transportasi AS juga mengumumkan kepada seluruh maskapai dunia untuk mengajukan pemeriksaan tambahan sejak calon penumpang menjalani prosedur check-in.
Sementara itu, Belgia dan Argentina sudah memastikan berapa jumlah warganya yang menjadi korban, baik tewas maupun terluka.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Belgia, Didier Reynders menyebut korban tewas seorang wanita asal Roulers, sebuah daerah di selatan Flanders.
"Dia berada di New York untuk liburan bersama ibu dan adiknya," kata Reynders kepada kantor berita lokal dikutip oleh AFP.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.