JERUSALEM, KOMPAS.com - Seorang Palestina yang menjadi tahanan politik Israel, mendapat kesempatan bertemu dan dengan sang anak yang tengah sakit parah di sebuah rumah sakit.
Kesempatan tersebut sangat langka mengingat status sang ayah yang sebagai tahanan politik.
Namun akhirnya pihak pengadilan Israel mengizinkan keduanya bertemu, meski hanya selama 10 menit.
Sang ayah, Rajab Tahhan, adalah tahanan politik yang harus menjalani hukuman penjara seumur hidup.
Sedangkan sang anak, Majd adalah pasien leukimia yang kondisinya semakin memburuk. Keduanya dipertemukan di Rumah Sakit Hadassah di Jerusalem.
Baca juga: Dituduh Menghasut, 8 Media Palestina Digerebek Otoritas Israel
Pengadilan Israel yang menangani kasus Rajab, memberikan sejumlah persyaratan yang sulit agar ayah dan anak itu bisa bertemu.
"Mereka (pengadilan Israel) tidak mengizinkan ada orang lain di ruangan yang sama dengan Majd saat ayahnya masuk," ujar Bassem Tahhan, paman Majd kepada Al Jazeera.
"Padahal Majd tidak bisa ditinggalkan sendiri walaupun sedetik karena kondisinya. Harus ada yang mendampinginya selama 24 jam," tambahnya.
Kisah Rajab dan Majd ini akhirnya mendapat perhatian media setelah kondisi kesehatan sang anak mulai memburuk awal Oktober ini.
Majd, yang kini berusia 19 tahun, hanya sempat menghabiskan waktu bersama sang ayah selama dua tahun delapan bulan, karena Rajab yang berulang kali ditahan Israel.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan