Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Dituduh Curi Cetak Biru Kapal Perang dan Kapal Selam Korsel

Kompas.com - 31/10/2017, 18:17 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber SCMP

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara disebut telah mencuri cetak biru kapal perang bersenjata misil dan beberapa kapal selam milik Korea Selatan.

Pencurian dokumen rahasia itu dilakukan tahun lalu dari perusahaan pembuat kapal terbesar di dunia. Demikian dilaporkan harian Dong-A Ilbo.

Mengutip dari pengacara partai oposisi Kyeong Dae-soo, harian itu menambahkan, sekitar 60 dokumen militer rahasia ada di antara 40.000 dokumen yang diretas dari Daewoo Shipbuilding dan Marine Enginering Co pada April 2016.

Dokumen yang dicuri itu termasuk tentang teknologi konstruksi kapal, sistem persenjataan, serta evaluasi kapal-kapal perang dan kapakl selam.

Baca juga : Peretas Korut Diduga Curi Sejumlah Besar Data Militer Korsel

Pembangunan kapal-kapal perang yang dipersenjatai rudal Aegis dan sejumlah kapal selam merupakan bagian dari antisipasi rencana untuk menyerang Korea Utara.

Serangan itu akan dilakukan jika Korea Utara mengirimkan kapal selam yang dipersenjatai misil balistik untuk menghantam lokasi-lokasi penting di Korea Selatan.

Kyeong Dae-soo mengatakan, dia sudah menerima kabar peretasan ini dari Kementerian Pertahanan Korea Selatan.

Awal bulan ini, dua anggota parlemen Korea Selatan mengatakan, para peretas Korea Utara telah mencuri rencana perang yang disusun AS dan Korea Selatan tahun lalu.

Rencana perang itu merangkum rencana yang amat rahasia terkait serangan mematikan terhadap pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Rezim pemerintahan Kim Jong Un memang mengembangkan kemampuannya di dunia maya setelah sanksi perdagangan membuat Korea Utara kesulitan membangun kemampuan militer regulernya.

Baca juga : Hacker Korea Utara Curi Rencana Perang AS dan Korea Selatan

Bukan kali ini saja Korea Utara dituduh melakukan peretasan. Sbeelumnya, negeri ini juga dituding meretas perusahaan film Sony Corp hingga bank sentral Banglades.

Namun, semuda tudingan itu dibantah pemerintah Korea Utara.

"Kami menegaskan bawah Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) tak memiliki kaitan apapun dengna aksi kejahatan siber ini," demikian kantor berita Korea Utara, KCNA.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber SCMP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com