Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badut Bawa Keceriaan ke Anak-anak Etnis Rohingya

Kompas.com - 30/10/2017, 12:27 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

KUTUPALONG, KOMPAS.com - Anak-anak etnis Rohingya tertawa gembira ketika beberapa badut beraksi menghibur mereka di pengungsian.

Para badut itu melakukan sejumlah atraksi seperti jungkir balik dan bersuara lucu, di tenda pengungsian terbesar bagi etnis Rohingnya, di Kutupalong, Ukhia, Banglades.

Kehadiran badut itu membuktikan ratusan anak-anak yang berada di barak pengungsian membutuhkan banyak hiburan.

Selama ini, mereka menghabiskan hari-harinya dengan kesuraman dan berada dalam kondisi yang sulit.

Baca juga : Kisah Perjuangan Sadek Ali Menyekolahkan Ratusan Anak Rohingya

Seorang anak berusia 10 tahun melarikan diri dari Myanmar bulan lalu, setelah ayahnya dibunuh dalam kekerasan brutal oleh militer Myanmar.

Hiburan semacam ini mewarnai hari-harinya di pengungsian yang kelam.

"Ini sangat menggembirakan. Saya tidak pernah menyaksikan atraksi ini sebelumnya. Saya dan teman-teman tertawa terus," katanya, seperti dilansir dari AFP, Senin (30/10/2017).

Badut-badut tersebut berasal dari sebuah kelompok teater di Banglades.

Kelompok itu menggunakan "terapi drama" untuk membangkitkan semangat orang yang mengalami depresi.

Mereka pernah beraksi untuk para penyintas dari peristiwa robohnya sebuah pabrik yang menewaskan 1.100 orang pada 2013.

Baca juga : Myanmar Setuju Terima Lagi Pengungsi Rohingya dengan Syarat

Di barak pengungsian Rohingya, di mana banyak yang terbaring sakit atau berduka karena kehilangan keluarganya, tawa menjadi kebutuhan yang sangat penting.

"Satu-satunya tujuan kami adalah membawa tawa kepada etnis Rohingya," kata Rina Akter Putul, seorang anggota kelompok teater.

"Membuat orang tertawa merupakan tugas yang sulit, terutama bagi mereka yang kehilangan orangtua," tambahnya.

Tertawa sebagai obat

PBB memperkirakan 60 persen dari 600.000 orang pengungsi yang sampai ke Banglades pada Agustus lalu merupakan anak-anak.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com