Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa di Balik Puing-puing "Kota Mati" Marawi

Kompas.com - 26/10/2017, 13:00 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KOMPAS.com - SETELAH hancur oleh perang untuk melawan kepungan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) selama lima bulan, Filipina mulai membangun kota Marawi.

Ketika senjata berhenti menyalak dan tank-tank militer mulai kembali ke barak, Marawi perlahan mati dalam diam.

Pada gambar yang diunggah di laman Independent, Rabu (26/10/2017), tampak bangunan-bangunan dipenuhi lubang peluru, puing-puing berserakan menghiasi jalanan, dan kubah masjid hancur.

Wali kota Marawi, Majul Gandamra, seperti dilaporkan koran nasional Filipina, The Inquirer, mengucapkan kesedihannya atas kehancuran kota itu.

"Kehancuran dibuat oleh kekejaman kelompok militan," katanya.

Baca: Terpaksa Hancurkan Kota Marawi, Presiden Duterte Minta Maaf

Namun, tetap ada asa di balik serakan puing-puing kota mati Marawi tersebut, yaitu gairah untuk membangunnya kembali dan membuat kehidupan kota kembali berdenyut.  

Pemerintah Filipina menafsir pembangunan kembali Marawi akan membutuhkan biaya lebih dari satu miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 13,5 triliun.

Salah satu arsitek yang menangani pembangunan kembali Marawi, Felino Palafox Jr, menyebut Marawi dulunya merupakan kota berkembang yang menunjukkan kemajuan.

"Bangunan bertingkat sedang, sekolah, rumah sakit, pusat bisnis, dan masjid-masjid, termasuk masjid agung, dibangun," ujarnya.

Dikutip dari laman Business Mirror, Komite Bank dan Keuangan, Rabu (25/10/2017), siap mendukung penuh rencana pemerintah dengan menerbitkan obligasi untuk membiayai rekonstruksi kota Marawi.

Baca: Filipina Umumkan Pertempuran Melawan ISIS di Marawi Telah Usai

Surat utang itu diharapkan dapat menghasilkan dana yang besar di tengah rendahnya suku bunga yang berlaku di pasar.

"Obligasi Marawi" berfungsi untuk menutupi kebutuhan pendanaan dari anggaran pemerintah untuk membangun Marawi, mengingat bujet pemerintah juga diperlukan untuk program sosial dan infrastruktur lainnya.

Sebuah kubah masjid di kota Marawi, Filipina, yang hancur setelah ISIS. (AFP/Ted Aljibe) Sebuah kubah masjid di kota Marawi, Filipina, yang hancur setelah ISIS. (AFP/Ted Aljibe)

ISIS Kalah

Perlawanan terhadap ISIS dimulai pada Mei lalu, ketika pihak keamanan Filipina mencoba menangkap Isnilon Hapilon, yang juga militan paling dicari oleh Biro Penyelidik Federal (FBI).

Hapilon juga memimpin Abu Sayyaf, sebuah kelompok ISIS regional Filipina.

Bukannya menyerahkan senjatanya, Hapilon justru menggandeng kelompok militan lokal untuk membantunya.

Baca: Inilah Wajah Marawi setelah ISIS Dikalahkan

Lebih dari 1.000 orang terbunuh sejak konflik terjadi, termasuk 800 orang dari kelompok militan. Sementara, 600.000 orang telah dipindahkan dari Marawi.

Setelah pemerintah di Manila mendeklarasikan kemenangan atas ISIS, Selasa (24/10/2017), penduduk perlahan mulai kembali ke Marawi untuk menata kembali kehidupan di antara reruntuhan perang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com