Persyaratan tersebut mungkin akan sulit dipenuhi oleh para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kejaran tentara Myanmar dan penganut ajaran Budha yang mereka sebut telah melakukan pembakaran, pembunuhan dan pemerkosaan.
Selain itu, Myanmar juga telah merebut status kewarganegaraan para pengungsi dengan menyebut mereka sebagai kelompok etnis yang berbeda.
Baca: Kanada Kirim Utusan ke Myanmar, Tingkatkan Bantuan Rohingya
Tolak Tuduhan Pembersihan Etnis
Hubungan kedua negara, Myanmar dan Banglades semakin tegang setelah kekerasan yang dilakukan tentara Myanmar di Rakhine menyebabkan lebih dari 600.000 warga muslim Rohingya melarikan diri ke Banglades, akhir Agustus lalu.
Gelombang pengungsi semakin membebani salah satu negara miskin di Asia itu dengan krisis kemanusiaan.
Banglades dan PBB pun menuduh tentara Myanmar melakukan pembersihan etnis dan menuntut pemulangan minoritas muslim yang kini memadati pengungsian.
Namun pihak Myanmar secara tegas menolak tuduhan tersebut dan berdalih tindakan tentaranya sebagai respon atas serangan militan Rohingya sebelumnya.
Baca: Wanita Rohingya Terpaksa Jadi Pekerja Seks, demi Bisa Makan
Pemerintah Myanmar sebelumnya juga menyebut warga Rohingya yang berhubungan dengan militan akan ditolak kembali.
Keraguan juga muncul meskipun rencana pemulangan berjalan lantaran kampung halaman pengungsi yang telah hangus dilalap api.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.