Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: "Sniper" Finlandia Ini Bunuh 500 Tentara Uni Soviet

Kompas.com - 25/10/2017, 17:52 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Sepanjang sejarah dunia, terdapat banyak nama para sniper yang kemudian diperdebatkan sebagai yang terbaik.

Namun, jika yang dibicarakan adalah catatan membunuh, maka tak ada yang semematikan penembak jitu Finlandia, Simo Hayha.

Simo yang berjuluk "Si Kematian Putih" dianggap sebagai salah satu sniper terbaik sepanjang sejarah perang modern.

Nama julukan Simo diberikan oleh para prajurit Tentara Merah Uni Soviet yang memerangi Finlandia dalam Perang Musim Dingin 1939.

Baca juga : Perempuan Sniper Rusia Berjuluk Putri Salju Tewas di Ukraina

Dengan menggunakan senapan buatan dalam negeri jenis M/28-30, Simo diyakini telah menewaskan 505 orang musuh. Angka ini adalah catatan tertinggi seorang sniper dalam sejarah perang modern.

Simo Hayha lahir di kota pertanian Rautajarvi pada 1905. Dia menghabiskan masa kanak-kanaknya di peternakan dan di alam liar Finlandia.

Pengalaman hidup di peternakan dan alam liar itu justru menempa Simo menjadi seorang pemuda yang tangguh sekaligus tenang dan sabar.

Pada 1925, ketika berusia 20 tahun, Simo bergabung dengan AD Finlandia selama satu tahun, yang merupakan kewajiban bagi seluruh warga negeri itu.

Selama setahun bergabung dengan militer, Simo mendapatkan banyak pengalaman dan menjalani masa terbaiknya. Bayangkan dia naik pangkat dari prajurit menjadi kopral hanya dalam waktu satu tahun.

Setelah menyelesaikan masa wajib militernya, Simo memutuskan terus bergabung dengan militer dengan unit bernama Garda Sipil Finlandia.

Saat itulah kemudian Simo berlatih menjadi seorang sniper. Dia kemudian sangat menikmati kegiatannya menjadi penembak jitu.

Baca juga : Akhir Kisah Jac Holmes, Sniper Inggris yang Tewas Kena Ranjau Raqqa

Di waktu senggang dia mengasah terus kemampuannya dengan menggunakan senapan Mosin-Nagant M91 buatan Rusia.

Setelah itu, dia menggunakan senapan M28/30, yang performanya jauh lebih baik dari senapan Rusia yang pernah digunakannya. Satu lagi senapan favorit Simo adalah senapan mesin Suomi 9 milimeter.

Latihan kerasnya membuat Simo menjadi seorang penembak yang handal dan bisa menembak target dengan akurat sebanyak 16 kali dalam satu menit dari jarak lebih dari 150 meter.

Lalu Perang Dunia II pecah. Uni Soviet memutuskan untuk menyerang Finlandia pada akhir 1939.

Simo yang masih menjadi anggota Garda Sipil langsung dipanggil bertugas dan bergabung dengan Kompi Ke-6 JR34 yang berhadapan langsung dengan Tentara ke-9 dan Tentara ke-14 Uni Soviet.

Pertempuran ini amat sulit bagi militer Finlandia karena kalah jumlah dan persenjataan.

Baca juga : Sniper Kanada Tewaskan Anggota ISIS dari Jarak Hampir 3,5 Km

Secara teori seharusnya Uni Soviet dengan mudah menggilas Finlandia, tetapi negeri itu melawan dan memberikan kerugian besar bagi Tentara Merah.

Hal ini disebabkan Tentara Merah tak terorganisasi dengan baik karena datang dari berbagai daerah dengan bahasa yang berbeda dengan pelatihan yang buruk.

Kondisi semakin buruk ketika musim dingin di Finlandia amat buruk pada 1939-1940 dengan salju turun setiap hari dan suhu anjlok hingga -40 derajat Celcius.

Kondisi tersebut digunakan dengan baik oleh Finlandia dengan menggunakan taktik yang disebut "Motti".

Taktik ini pada dasarnya membiarkan Tentara Soviet maju ke sebuah lokasi lalu menyerbu pasukan yang maju itu dari belakang.

Selain itu, kondisi cuaca yang amat buruk ini dimanfaatkan para sniper Finlandia, salah satunya Simo Hayha.

Dia akan mengenakan pakaian serba putih, membawa senapannya, dan perbekalan serta amunisi hanya untuk satu hari.

Baca juga : Melihat Sepak Terjang Sniper Pembasmi Teroris ISIS di Mosul

Dia lalu bersembunyi di salju untuk beberapa lama di tengah suhu yang bisa mencapai -40 derajat Celcius itu.

Dia kemudian akan membunuh setiap tentara Soviet yang memasuki wilayah tempat dia bersembunyi.

Agar semakin susah dilacak, Simo tidak menggunakan teleskop di senapannya agar tak memantulkan cahaya matahari sehingga bisa mengungkap posisinya.

Akurasi tembakannya amat mengagumkan sehingga dia bisa menghemat amunisinya. Sehingga hanya dalam 100 hari, Simo bisa menewaskan lebih dari 500 tentara musuh.

Tentara Uni Soviet amat ketakutan akibat kehandalan Simo Hayha ini. Bahkan Soviet mengirimkan seorang sniper untuk mencari jejak Simo tetapi tak berhasil.

Namun, pada 6 Maret 1940, saat Uni Soviet melepaskan tembakan artileri acak ke wilayah yang diyakini sebagai tempat persembunyian Simo, salah satu peluru mengenai rahang Simo.

Akibatnya, Simo tak sadarkan diri dan berada dalam kondisi koma hingga 11 hari. Dia terbangun dari koma saat perang melawan Uni Soviet sudah berakhir.

Baca juga : Wartawan TV Irak Tewas Ditembak Sniper di Selatan Mosul

Butuh beberapa tahun bagi Simo untuk pulih dari luka yang mengancurkan rahang dan wajah sebelah kirinya.

Dia kemudian pulih dan menjadi pemburu rusa yang handal serta peternak anjing setelah Perang Dunia II berakhir.

Saat ditanya apakah dia menyesal membunuh sedemikian banyak orang di masa perang, dia menjawab dengan diplomatis.

"Saya hanya menjalankan tugas. Apa yang diperintahkan kepada saya, saya mencoba melakukan yang terbaik," kata Simo pada 1998.

Simo Hayha meninggal dunia di panti jompo veteran di kota Hamina pada 2002 dalam usia 96 tahun. Dia dimakamkan di kota Ruokolahti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com