ROMA, KOMPAS.com - Produksi minuman anggur atau wine di dunia diprediksi akan menurun tajm hingga titik terendahnya dalam 50 tahun terakhir.
Musim dingin dan kering yang menyerang kebun anggur di kawasan Eropa Barat menjadi penyebabnya.
Organisasi Anggur dan Wine Internasional (OIV), Selasa (24/10/2017), menyatakan produksi wine secara global menurun 8,2 persen pada tahun ini dibandingkan pada 2016.
Menurut OIV, cuaca menjadi biang keladi untuk hasil panen terburuk sejak 1961. Italia dan Perancis bahkan harus menghadapi cuaca panas dan dingin yang ekstrem sejak tahun lalu.
Situasi ini bisa sekaligus meningkatkan ekspor wine ke Eropa untuk memenuhi permintaan konsumen.
Baca: Minum Wine Bisa Bikin Lebih Pintar?
"Jika Eropa akan menghadapi penurunan tingkat produksi, ini membuat kenaikan harga bagi konsumen di AS," kata Konsultan Asosiasi Wine Internasional, Robert Nicholson, seperti dikutip dari ABC News.
"Secara umum, kalau ada pengetatan suplai dan harga, konsumen akan beralih ke wine domestik," lanjutnya.
AS merupakan negara dengan penghasil wine terbesar keempat di dunia dan telah konsisten memproduksi anggur sejak 2016, bahkan tahun ini.
Sementara itu, Italia menjadi negara dengan produksi wine terbesar dalam tiga tahun terakhir, diikuti oleh Perancis, dan Spanyol.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.