Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Pertemuan Menlu AS dan Presiden Afganistan Diduga Dimanipulasi

Kompas.com - 25/10/2017, 10:25 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Kunjungan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson ke Kabul, Afganistan pada Senin (23/10/2017), menimbulkan sejumlah pertanyaan.

Segera setelah kunjungan "rahasia" Tillerson ke Afganistan berakhir, Kedubes AS di Kabul dan kantor Presiden Afganistan Ashraf Ghani langsung merilis pernyataan pers.

Kedua pihak sama-sama menyatakan Tillerson dan Ghani melakukan diskusi yang amat produktif. Namun, bukan hasil pertemuan kedua orang itu yang menjadi perhatian.

Masalah utamanya adalah, pertemuan Tillerson dan Ghani digelar bukan di Kabul tetapi di sebuah ruangan tak berjendela di Pangkalan AU Bagram yang berjarak 90 menit berkendara dari ibu kota Afganistan itu.

Baca juga : Pakai Humvee Penuh Bom, Taliban Ledakkan Markas Tentara Afganistan

Awalnya, informasi yang diberikan adalah keduanya bertemu di Kabul. Namun, semuanya buyar setelah Kedubes AS dan Kantor Presiden Ghani merilis dua foto yang sama tetapi berbeda.

Kedua foto itu sama-sama menampilkan Menlu Tillerson dan Presiden Ghani duduk di sebuah ruangan. Di belakang mereka tergantung dua televisi besar.

Di meja yang ditaruh di antara mereka terdapat termos, dua buah cangkir, dan air mineral. Sementara delegasi pendamping duduk di samping kedua pejabat tinggi itu.

Namun, foto yang dirilis kantor Presiden Ghani tidak memperlihatkan sebuah jam digital besar yang memperlihatkan "Zulu Time", istilah militer untuk waktu universal terkordinasi.

Selain itu, tak ada alarm kebakaran berwarna merah yang berada di bawah jam digital dalam foto yang dirilis kantor Presiden Afganistan.

Sehingga melalui perbedaan kedua foto itu diketahui bahwa keduanya tak menggelar pertemuan di kota Kabul, melainkan di Pangkalan AU Bagram yang dijaga ketat.

Kantor Presiden Ghani tidak langsung merespon pertanyaan soal dua foto yang berbeda. Demikian juga pihak Kemenlu AS saat mendapatkan pertanyaan serupa.

"Tak diragukan lagi, foto itu dimanipulasi," kata Hany Farid, pakar forensik foto dan guru besar ilmu komputer di Carmouth College.

Farid mengatakan, metode manipulasi itu sepertinya menggunakan Photoshop, perangkat lunak penyuntingan yang bisa menghapus dan menambahkan obyek pada satu foto.

Namun, upaya manipulasi foto itu tak terlalu baik sehingga dengan mudah diketahui "kebohongannya".

Salah satunya adalah kabel jam digital dan alarm kebakaran yang menempel di dinding tak terlalu baik dibersihkan.

Baca juga : Pusat Pelatihan Polisi Afganistan Diserang Bom Bunuh Diri

Sebenarnya kehati-hatian tim pengamanan terkait kunjungan pejabat tinggi seperti Tillerson bisa dipahami.

Apalagi bulan lalu, 50 buah roket mendarat di dalam dan sekitar bandara Kabul saat Menteri Pertahanan James Mattis berkunjung.

Namun, sebagian warga Afganistan melihat manipulasi foto itu menjadi bukti bahwa pemerintah berupaya menghilangkan fakta masih rawannya Kabul demi memberikan narasi positif baik kepada dunia internasional dan warganya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com