TOKYO, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Jepang mengklaim pengembangan nuklir dan senjata konvensional Korea Utara (Korut) telah memasuki "titik kritis dan mungkin segera terjadi".
Menteri Pertahanan Jepang, Itsunori Onodera, mengatakan, sangat penting bagi negara terkait untuk mulai menghadapi ancaman nyata tersebut.
Pernyataan Onodera itu dilontarkan saat berkunjung ke perusahaan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel), di Filipina.
"Ancaman dari Korut telah berkembang ke level yang belum pernah terjadi, kritis, dan mungkin segera terjadi," katanya seperti dilansir Independet, Selasa (24/10/2017).
"Untuk itu, kami telah mengkalibrasi dan merespons dengan melakukan pertemuan untuk membahas tingkat ancaman tersebut," tambahnya.
Baca: Setelah Guam, Korea Utara Ancam Hancurkan Australia
Komentar Onodera itu datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Korut dan Barat, termasuk AS dan sekutu-sekutunya seperti Korsel dan Jepang.
Sejak kepemimpinan Kim Jong Un di negara tersebut pada 2011, dia telah mempercepat program senjata nuklirnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, dia tetap melanjutkan uji coba rudal roket antarbenua, kendati mendapat seruan dari masyarakat internasional untuk tidak melakukannya.
Banyak ahli meyakini rudal tersebut, yang mana sudah diuji coba hingga melewati pulau Hokkaido, Jepang utara, bisa mencapai daratan utama AS.
Pada saat yang sama, dia juga telah menguji muatan nuklir yang bisa dibawa oleh rudal tersebut.
Sementara itu, AS menanggapi aksi Korut dengan serentetan retorika. Seperti pada pidato pertama Presiden AS Donald Trump di depan Majelis Umum PBB.
Trump mengatakan, AS mungkin harus "menghancurkan total" Korut. Dia juga mengecam upaya diplomat tertingginya, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson.
Bulan lalu, Tillerson menyatakan bahwa AS sedang melakukan “kontak langsung” dan menjajaki perundingan dengan Korea Utara.
Baca: Mantan Presiden AS Jimmy Carter Bersedia ke Korea Utara
"Aku memberitahu Rexillerson, Menteri Luar Negeri yang hebat, bahwa dia membuang waktu untuk mencoba bernegoisasi dengan si 'Pria Roket Kecil'," tulis Trump di akun Twitter-nya.
Pria Roket Kecil itu merujuk pada pimpinan Korut, Kim Jong Un. "Simpanlah energimu, Rex. Kita akan melakukan apa yang harus dilakukan," lanjut Trump.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Korsel, Song Young-moo, mengatakan perilaku provokatif Korut menjadi lebih buruk dan makin buruk lagi.
Sebelumnya, Mantan Presiden AS, Jimmy Carter, menyatakan kesediaannya untuk berkunjung ke Korut mewakili Gedung Putih untuk meredakan situasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.