Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2017, 18:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Tersingkirnya militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dari Mosul, Irak, membuat keterlibatan pasukan asing atau negara lain tidak diperlukan.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, dalam pertemuan antara AS, Arab Saudi, dan Irak pada Minggu (22/10/2017) di Riyadh, Arab Saudi.

Pertemuan itu sendiri bertujuan untuk mengembalikan stabilitas Irak pascaperang melawan ISIS yang sudah berlangsung selama tiga tahun terakhir.

Namun, Tillerson dalam pertemuan itu menyebut kata "milisi" dan "bukan militer" terhadap pasukan Iran yang bertempur di Irak bersama milisi Syiah Irak.

Padahal kata "milisi" yang dimaksud Tillerson adalah merujuk pada Pasukan Quds, unit elite pasukan pengawal Revolusi Iran atau lebih populer disebut Garda Revolusi Iran. 

Seperti dilaporkan oleh Washington Post, Quds menjadi kekuatan yang mendukung militer Irak ketika mengusir ISIS dari Mosul maupun benteng-benteng mereka.

Menurut Tillerson, seiring dengan meredanya ancaman dari ISIS, militer Iran tentu sudah tidak memiliki alasan dalam berperang disana.

"Jadi, semua pasukan asing di Irak harus kembali ke negaranya, dan membiarkan Irak berjuang memulihkan kemerdekaannya," ucap Tillerson dikutip dari Washington Post.

Baca: CIA: Iran Terlibat dengan Al Qaeda

Tidak hanya mendesak agar milisi Iran pulang ke negaranya, Tilerson juga mengancam perusahaan dunia agar tidak bertransaksi dengan Garda Revolusi Iran, militer "Negeri Para Mullah" tersebut.

"Mereka yang melanggar jelas bakal menerima konsekuensi besar," kata Tillerson dalam sebuah konferensi pers dengan Menlu Arab Saudi, Adel al-Jubeir.

Tillerson juga mendesak agar negara Timur Tengah bersedia memberikan sanksi kepada Garda Revolusi Iran.

Dalam pandangan menteri berusia 65 tahun itu, masuknya Garda Revolusi Iran ke Irak hanya akan membuat suasana bertambah keruh, sehingga mengancam semangat rekonstruksi Irak.

"Mereka (Garda Revolusi Iran) menimbulkan kekacauan, dan distabilitas di kawasan ini," kecam Tillerson.

Baca: Bersitegang, Presiden Trump Tantang Menlu Tillerson Adu Psikotes

Itulah yang membuat pemerintah AS memberikan label teroris kepada Garda Revolusi Iran.

Pernyataan Tillerson itu semakin menambah panas hubungan Washington dan Teheran, khususnya sejak negeri pimpinan Hassan Rouhani itu menembakkan rudal balistik Februari lalu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com