Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jabatan Presiden Mugabe sebagai Duta PBB Dicabut

Kompas.com - 23/10/2017, 07:45 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Sedunia (WHO) akhirnya mencabut keputusan penunjukkan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe sebagai Duta WHO.

Keputusan pencabutan ini diambil WHO setelah kecaman muncul dari berbagai negara terkait sosok Presiden Mugabe.

"Saya sudah mendengarkan dengan seksama semua pihak yang menyampaikan keprihatinannya," kata Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataan resminya.

Tedros menambahkan, dia sudah berkonsultasi dengan pemerintah Zimbabwe dan memutuskan mencabut penunjukkan Mugabe merupakan yang terbaik bagi WHO.

Baca: PM Kanada Justin Trudeau Kecam Penunjukan Mugabe Jadi Duta WHO

Sebelumnya, Tedros yang terpilih pada Mei lalu berharap Presiden Mugabe bisa menggunakan pengaruhnya untuk mendorong para pemimpin Afrika meningkatkan upaya memerangi penyakit menular di benua itu.

Namun, penunjukkan Mugabe malah menuai kontroversi dan kecaman dari berbagai lembaga dan pemimpin dunia.

Di antara yang mengecam keputusan WHO ini adalah pemerintah Inggris, PM Kanada, The Wellcome Trust, NCD Alliance, UN Watch, Federasi Jantung Sedunia (WHF), Action Againts Smoking, dan para pengacara asal Zimbabwe serta para netizen.

Selama 20 tahun pertama pemerintahannya, Mugabe memang memperbaiki sistem kesehatan di negerinya, tetapi sejak runtuhnya perekonomian Zimbabwe pada 2000 sistem kesehatan negeri itu turut ambruk.

Para dokter dan staf medis kerap tak menerima gaji, persediaan obat-obatan sangat tipis, dan banyak masalah kesehatan lainnya.

Namun, di tengah semua krisis itu, Mugabe yang usianya lebih panjang tiga dekade dibanding rata-rata warga Zimbabwe, memilih berobat ke luar negeri ketimbang memperbaiki sistem kesehatan di negerinya.

Baca: Kontroversial, Presiden Mugabe Ditunjuk Jadi Duta WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com