Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Moammar Khadaffi Tewas Dieksekusi Pemberontak

Kompas.com - 20/10/2017, 17:59 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini enam tahun lalu, atau tepatnya 20 Oktober 2011 merupakan hari yang tak akan dilupakan rakyat Libya.

Saat itulah, Moammar Khadaffi, salah seorang pemimpin yang paling lama berkuasa di Afrika dan dunia Arab, ditangkap dan dibunuh massa di dekat kampung halamannya, kota Sirte.

Pemimpin eksentrik berusia 69 tahun yang naik ke tampuk kekuasaan lewat kudeta pada 1969 dituduh telah melakukan banyak kekejaman terhadap rakyatnya sendiri.

Dia juga dikaitkan dengan sejumlah serangan teroris, salah satunya peledakan pesawat milik maskapai penerbangan Pan Am di atas Lockerbie, Skotlandia pada 1988.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Napoleon Bonaparte Mundur dari Moskwa

Khadaffi dilahirkan dalam keluarga suku Baduin pada sekitar Juni 1942. Di masa mudanya dia bergabung dengan Akademi Militer Kerajaan di Benghazi sebelum mendapat latihan militer lanjutan di Inggris.

Pada 1 September 1969, Khadaffi memimpin sebuah kudeta tak berdarah untuk menggulingkan Raja Idris yang pro-Barat yang saat kudeta berlangsung tak berada di Libya.

Setelah menduduki kursi kekuasaan, Khadaffi kemudian menjelma menjadi pemimpin pemerintahan revolusioner.

Dia kemudian menutup pangkalan militer Inggris dan Amerika Serikat, mengambil alih industri perminyakan, dan membasmi para musuh politiknya.

Khadaffi kemudian juga membiayai berbagai kelompok militan dan gerilyawan di seluruh dunia termasuk Tentara Republik Irlandia (IRA) dan Faksi Tentara Merah di Jerman.

Selanjutnya pada pertengahan 1970-an, Khadaffi yang oleh pengikutnya dijuluki sebagai "Saudara Pemimpin" atau "Penuntun Revolusi" menerbitkan filosofi politiknya.

Isi filosofi politik Khadaffi adalah menggabungkan sosialisme dan teori politik Islam yang kemudian dikenal sebagai "Buku Hijau" yang nantinya menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah Libya.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Ratu Perancis Marie Antoinette Dipenggal

Pada dekade 1980-an, hubungan antara Khadaffi dan Barat memanas. Libya dikaitkan dengan pengeboman klub malam di Berlin Barat pada April 1986.

Serangan itu menewaskan dua orang, termasuk seorang tentara AS, dan melukai 155 orang lainnya.

Serangan ini memicu pembalasan AS yang langsung melakukan serangan udara ke sejumlah target di Libya termasuk kompleks tempat tinggal Khadaffi di kota Tripoli.

Begitu geramnya AS terhadap sepak terjang Libya sehingga Presiden Ronald Reagan kala itu menyebut Khadaffi sebagai "anjing gila dari Timur Tengah".

Pada 22 Desember 1988, pesawat maskapai Pan Am dengan nomor penerbangan 103 terbang dari London menuju New York meledak di atas kota Lockerbie, Skotlandia.

Tragedi itu menewaskan seluruh 259 orang awak dan penumpang pesawat dan 11 orang lainnya di darat.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Perang AS Tembak Pesawat Iran Air

Pemerintah AS dan Inggris menyebut dua warga Libya terlibat dalam peledakan itu tetapi Khadaffi menolak untuk menyerahkan keduanya.

Dia juga menolak untuk menyerahkan sekelompok warga Libya yang diduga meledakkan sebuah pesawat terbang komersial Perancis yang melintas di atas Niger pada 1989 yang menewaskan 170 orang.

Akibatnya, pada 1992, PBB menjatuhkan sanksi ekonomi untuk Libya yang dicabut pada 2003 setelah negeri itu secara resmi mengaku bertanggung jawab atas kedua tragedi itu.

Pemerintah Libya juga sepakat untuk membayar uang kompensasi sebesar 2,7 miliar dolar AS untuk keluarga korban.

Pada 2003, Khadaffi juga sepakat memusnahkan senjata-senjata pemusnah massal yang dimiliki Libya. Keputusan ini membuat hubungan diplomatik Libya dan Barat membaik.

Meski demikian Khadaffi tetap menjadi sosok kontroversial dan eksentrik. Dia bepergian dengan pengawalan sepasukan tentara peempuan, mengenakan jubah beraneka warna, atau seragam militer dipenuhi berbagai tanda jasa.

Dia juga selalu membawa tenda khas suku Baduin saat bepergian ke luar negeri. Di tenda itu pula biasanya Khadaffi menerima para tamunya.

Setelah berkuasa lebih dari 40 tahun, kekuasaan Khadaffi melemah pada Februari 2011, ketika unjuk rasa anti-pemerintah pecah menyusul hal serupa di Mesir dan Tunisia.

Menghadapi masalah ini Khadaffi menanganinya dengan tangan besi dan memerintahkan agar pemberontakan diselesaikan dengan kekerasan.

Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Teroris Jepang Serang Bandara Lod di Israel

Namun, pada Agustus 2011, pasukan pemberontak yang dibantu NATO berhasil merebut ibu kota Tripoli dan mendirikan pemerintahan transisi.

Di tengah kekacauan itu, Khadaffi melarikan diri dan bersembunyi. Namun pada 20 Oktober 2011, pasukan pemberontak berhasil menangkap Khadaffi dan langsung mengeksekusinya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com