Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang 2015, Polusi Sebabkan Kematian 9 Juta Orang

Kompas.com - 20/10/2017, 09:03 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Polusi diklaim menjadi penyebab meninggalnya 9 juta orang di sepanjang tahun 2015. Artinya, satu dari enam kematian di dunia, disebabkan oleh efek polusi.

Kematian akibat polusi mayoritas terjadi di negara miskin dan berkembang. Angkanya mencapai 92 persen.

Dari jumlah total 9 juta kematian tersebut, sebanyak 6,5 juta kematian diakibatkan oleh pencemaran udara.

Lalu, hampir setengah dari total angka itu berasal dari dua negara dengan penduduk terbanyak, yakni India dan China.

Data ini dipaparkan dalam The Lancet medical journal, yang dilansir kantor berita AFP. 

Negara dengan pembangunan industri yang cepat seperti India, Pakistan, China, Banglades, Madagaskar, dan Kenya, tercatat memiliki akumulasi dampak polusi hingga satu orang dari setiap empat kematian.

Baca: Polusi Udara Juga Merusak Kulit 

"Polusi dan kaitannya dengan penyakit paling sering menjadi penyebab kematian di negara miskin dan lemah."

Demikian dikatakan satu pendiri Pure Earth, LSM anti-polusi, Karti Sandilya, Jumat (20/10/2017).

Secara global, kerugian akibat polusi ditaksir mencapai 4,6 triliun dollar AS per tahun.

Angka itu terkait kematian dan penyakit akibat efek polusi di negara berkembang.

"Negara dengan pendapatan rendah mengeluarkan 8,3 persen dari total pendapatan kotor untuk membiayai kematian, dan penyakit akibat polusi," ujar dia.

"Sementara, negara dengan pendapatan tinggi mengeluarkan 4,5 persen," tambah Sandilya.

Pencemaran udara ruang terbuka datang dari gas buang pabrik dan kendaraan bermotor.

Sementara pencemaran dari dalam ruang berasal dari kayu, batu bara, arang, atau pun sisa hasil panen yang dibakar untuk pemanasan dan memasak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com