Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata "Pribumi" dari Anies Baswedan Juga Dibahas di Luar Negeri

Kompas.com - 20/10/2017, 06:29 WIB

Juga dengan kemungkinan Ahok akan terpilih lagi dalam pemilihan Gubernur, namun berakhir dengan terpilihnya Anies Baswedan sebagai gubernur.

Namun, Ahok harus menjalani hukuman penjara karena kasus penistaan agama. Hal ini menurut Coppel menjungkirbalikkan perkiraan sebelumnya.

"Apakah kekalahan Ahok disebabkan karena faktor etnis sebagai warga Tionghoa Indonesia?" tanya Coppel.

"Ahok kalah bukan karena etnisnya, namun ada hubungannya dengan masalah agama." kata Coppel.

Ia menjelaskan, dari beberapa survei yang dilakukan sebelum pilkada, walau warga puas dengan kepemimpinan Ahok, namun mereka tidak akan memilihnya lagi sebagai gubernur karena agama yang tidak sama.

Salah anggapan soal penduduk Tionghoa Indonesia

Coppel membeberkan beberapa hal yang selama ini dianggap sebagai sebuah 'kebenaran' soal warga Tionghoa Indonesia, meski dalam kenyataannya sangatlah berbeda.

Hal pertama adalah dalam jumlah.

"Sensus di tahun 2000 dan 2010 mengatakan bahwa jumlah penduduk Tionghoa Indonesia sekitar dua koma sekian persen."

"Padahal dalam perkiraan banyak orang jumlahnya jauh di atas angka tersebut," kata dia.

Menurut dia, banyak orang masih tidak percaya ketika angka tersebut muncul di tahun 2000, karena sensus dilakukan tidak lama setelah Peristiwa Kerusuhan di tahun 1998.

Sehingga, diperkirakan banyak warga Tionghoa Indonesia tidak mau mengungkapkan etnisitas mereka, karena masih mengalami trauma kerusuhan.

"Namun di sensus 2010, di mana hal-hal berkenaan dengan Tionghoa Indonesia sudah jauh lebih terbuka, antara lain dengan diakuinya Konghucu sebagai agama, diperbolehkannya perayaan Tahun Baru Imlek, dan tarian Barongsai, angkanya tetap sama."

Ketika warga diminta menentukan etnisnya, hanya ada satu pilihan yang tersedia. Sehingga, kemungkinan mereka akan memilih 'etnis yang lain', bila di keluarga mereka terdapat perkawinan campur.

Di masa depan, Coppel mengatakan, bila sensus menyediakan beberapa pilihan etnis, maka diperkirakan situasinya akan berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com