Pengamat dari Carnegie Moscow Center, Andrei Kolesnikov berkata, masuknya Sobchak bakal memecah sekaligus mereduksi kekuatan oposisi.
Adapun pemimpin opisisi Rusia, Alexei Navalny, menjuluki perempuan itu sebagai "Antek Moskow".
"Sobchak hanya akan menjadi boneka pemerintah. Dia hanya ingin mencari sensasi," kritik Navalny pedas bulan lalu seperti dilansir BBC.
Adapun aktivis politik Sergey Udaltsov, menulis di akun Twitter-nya bahwa tindakan Sobchak tidak akan memberikan pengaruh apapun.
Baca: Mentan Minta Ekspor Daging Babi ke Indonesia, Putin Tertawa
Kremlin, melalui juru bicara Dmitri Peskov, menyambut pencalonan Sobchak dengan tangan terbuka.
"Nona Sobchak adalah pribadi bertalenta. Namun, dia harus banyak belajar. Politik beda dari berbisnis ataupun dunia jurnalistik," katanya kepada New York Times.
Sobchak tidak sendiri mencalonkan diri sebagai penantang Putin.
Pemimpin Partai Komunis Gennady Zyuganov, Ultranasionalis Vladimir Zhirinovsky, dan politisi non-partai Grigory Yavlinsy juga berminat menjadi presiden.
Mereka semua, termasuk Putin, bakal bersaing untuk memperebutkan kekuasaan selama enam tahun mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.