Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Theresa May Jamin Hak Warga UE di Inggris

Kompas.com - 19/10/2017, 16:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Masalah Brexit bakal menjadi agenda penting dalam pertemuan ke-28 kepala negara anggota Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, Kamis (19/10/2017).

Sebab, mereka tidak hanya membahas masalah finansial seperti kesepakatan dagang maupun Irlandia Utara.

Namun juga mengenai masa depan tiga juta orang pemegang paspor UE yang kini bermukim di Inggris.

Diperkenalkan pada 1993, pemilik paspor Uni Eropa berwarna burgundy memiliki beberapa keistimewaan.

Antara lain dapat berpindah, bekerja, dan tinggal di negara anggota UE manapun yang mereka kehendaki.

Baca: PM Theresa May Berniat Mundur pada 31 Agustus 2019?

Selain itu, mereka juga memiliki hak untuk memberikan suara dalam pemilihan lokal di luar negara mereka sesuai dengan Traktat Uni Eropa.

Nah, proses perceraian Inggris dengan UE dikhawatirkan bakal memberikan dampak kepada tiga juta orang warga asing pemegang paspor warna burgundy.

Namun, Perdana Menteri Inggris Theresa May memberikan jaminan bahwa mereka diijinkan untuk tetap mendiami negeri Ratu Elizabeth.

Hal itu dia sampaikan dalam surat elektronik kepada 100.000 warga Uni Eropa di Inggris seperti dilaporkan oleh The Guardian.

Dalam suratnya, Ketua Partai Konservatif tersebut mengatakan bahwa pemerintahannya sempat dituduh bakal menjadikan masyarakat UE sebagai "daya tawar politik" saat perundingan Brexit.

"Hal itu sangat jauh dari kata kebenaran," tegas May.

"Saya akan memperjelasnya; sepanjang menaati hukum, setiap warga UE berhak tetap tinggal di Inggris," lanjut May.

Dalam pernyataannya, May menyebut warga UE yang tinggal di Inggris sudah memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi negara itu.

Sehingga, lanjut pemimpin 61 tahun tersebut, pihaknya akan berusaha agar warga UE tetap mendapatkan hak yang sama meski nantinya Inggris resmi bercerai dari Uni Eropa dua tahun lagi.

Meski sudah menjamin warga UE boleh tetap berada di Inggris, suara sumbang tetap mewarnai ucapan May.

Diane Abbott, Sekretaris Partai Buruh, kepada The Guardian menyebut langkah yang diambil dari May sebagai sinyal kepanikan The Tories, sebutan lain Partai Konservatif.

Baca: Imbas Brexit, Peringkat Utang Inggris Diturunkan

Sementara Juru Bicara Liberal Demokrat Brexit, Tom Brake, dengan keras mengatakan pernyataan May hanya berisikan kata-kata munafik.

"Sungguh tercela melihat ucapan May. Padahal, sebelumnya dia mengatakan bahwa dia tidak akan menjadikan masyarakat UE sebagai alat barter," kecam Brake kepada Sky News.

Downing Street No 10 sendiri dalam keterangan resmi mengatakan bakal memberikan info mengenai pertemuan para pemimpin Uni Eropa hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com