Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Napoleon Bonaparte Mundur dari Moskwa

Kompas.com - 19/10/2017, 16:29 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Pada 7 September 1812, pasukan Perancis bertemu dengan pasukan Rusia yang berada di lereng bukit tak jauh dari kota kecil bernama Borodino, beberapa kilometer dari Moskwa.

Pertempuran kemudian pecah. Sebanyak 250.000 prajurit dari kedua belah pihak dengan korban tewas dan luka mencapai 70.000 orang.

Secara taktik, Napoleon memenangkan pertempuran itu meski dia harus kehilangan 49 jenderal, perwira, dan ribuan prajurit.

Pasukan Rusia ternyata berhasil meloloskan diri keesokan harinya dan meninggalkan pasukan Perancis tanpa kemenangan mutlak yang amat diharapkan Napoleon.

Baca: Kesalahan Cetak di Peta, Biang Kekalahan Napoleon di Waterloo

Sepekan setelah pertempuran Borodino, Napoleon memasuki kota Moskwa. Namun, Napoleon terkejut karena tak satu pun pejabat tinggi Rusia yang menemuinya.

Rusia sudah mengosongkan kota itu. Gubernur Moskwa Count Fyodor Rostopchin bahkan memerintahkan sejumlah lokasi strategis dibakar.

Meski demikian, Napoleon memutuskan tinggal di Moskwa untuk menanti jika ada utusan Tsar Alexander I yang datang untuk merundingkan perdamaian.

Namun, sebulan menanti utusan sang Tsar tak kunjung muncul. Akhirnya, Napoleon memutuskan untuk memindahkan ke barat daya Sungai Kaluga.

Tanpa diketahui Napoleon, Pangeran Mikhail Kutuzov, panglima militer Rusia, berkemah bersama pasukannya di lokasi tersebut.

Pergerakan pasukan Perancis menuju Sungai Kaluga diketahui Rusia. Napoleon kembali mencoba memancing Rusia untuk terjun ke sebuah pertempuan besar di Maloyaroslavets.

Meski posisi pasukannya amat menguntungkan, Kutuzov memerintahkan tentaranya mundur demi memastikan Rusia tak terjebak dalam sebuah pertempuran yang mematikan.

Dengan pasukan yang kelelahan, tanpa perbekalan yang cukup, serta tak diperlengkapi pakaian musim dingin, Napoleon terpaksa memerintahkan pasukannya mundur.

Dia berharap bisa mencapai pasokan perbekalannya di Smolenks dan Vilnius. Selama pergerakan mundur itu, pasukan Rusia secara sporadis melakukan serangan sehingga menambah penderitaan tentara Perancis.

Akibatnya, selain semakin banyak jatuh korban di antara pasukan Perancis, disiplin mereka pun runtuh sehingga sulit dikendalikan para jenderal.

Saat menyeberangi Sungai Berezina pada November 1812, dari 600.000 tentara yang memasuki Rusia, hanya tersisa sekitar 27.000 orang saja.

Kampanye militer Napoleon di Rusia secara resmi berakhir pada 14 Desember 1812, kurang dari enam bulan setelah digelar.

Kampanye militer yang gagal di Rusia ini menjadi titik balik bagi Sang Kaisar Perancis.

Reputasi Napoleon sebagai ahli strategi militer runtuh dan hegemoni Perancis di Eropa serta merta melemah.

Baca: Surat Wasiat Napoleon Bonaparte Dilelang

Pasukan Perancis atau Grande Armee yang terdiri dari tentara Perancis dan pasukan dari negara-negara sekutunya dengan cepat menyusut.

Kondisi ini berujung perubahan besar dalam dunia politik Eropa saat itu. Prussia yang kemudian diikuti Austria, keluar dari aliansi dan malah menjadi musuh Perancis.

Pecahnya aliansi Perancis, Prussia, dan Austria ini kemudian memicu apa yang disebut sebagai Perang Enam Negara Koalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com