Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Negara Ini Merupakan yang Paling Miskin di Dunia

Kompas.com - 19/10/2017, 15:20 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

4. Republik Demokratik Kongo (RDK)

Satu lagi negeri Afrika Tengah bekas jajahan Perancis yang masuk dalam katagori negara termiskin di dunia.

Negeri ini memiliki wilayah terluas kedua di Afrika dan merupakan negara terbesar ke-11 di dunia.

Dengan populasi lebih dari 78 juta jiwa, RDK menjadi negara terpadat keempat di Afrika dan ke-17 di dunia.

Sejak 90.000 tahun lalu manusia sudah menghuni wilayah DRK. Berbagai kerajaan besar pernah berdiri seperti Kongo, Luba, dan Lunda.

Hingga pada 1885 sebagai hasil Konferensi Berlin, Kongo menjadi properti pribadi Raja Leopold II dari Belgia.

Baca: Inilah 10 Negara Paling Damai di Dunia

Raja Leopold kemudian memaksa rakyat Kongo menanam dan memproduksi karet. Akibatnya dalam rentang waktu 1885-1908 jutaan rakyat Kongo tewas akibat kelaparan dan eksploitasi.

Pada 1908, pemerintah Belgia mengambil alih pengelolaan Kongo dan mengubah namanya menjadi Kongo Belgia.

Kongo Belgia kemudian merdeka pada 30 Juni 1960 dan menyebut dirinya Republik Kongo dengan Patrice Lumumba menjadi PM Pertama dan Joseph Kasa-Vubu menjadi presiden pertama.

Tak butuh waktu lama, krisi politik kemudian muncul di negeri yang baru itu ketika Provinsi Katanga yang dipimpin Moise Tshombe dan Kasai Selatan mencoba memisahkan diri.

Lumumba kemudian dipecat dari jabatannya setelah meminta bantuan Uni Soviet untuk menangani krisis di Kongo.

Lalu dengan bantuan AS dan Belgia, pasukan yang loyal kepada Jenderal Joseph-Desire Mobutu menangkap Lumumba sekaligus melakukan kudeta.

Lumumba sendiri  diserahkan kepada pasukan Katanga pada 17 Januari 1961, dan kemudian dieksekusi pasukan Katanga yang dipimpin Belgia.

Pada 1965, Joseph-Desire Mobutu yang kemudian dikenal dengan nama Mobutu Sese Seko melakukan kudeta kedua . Pada 1971 dia mengubah nama negeri itu menjadi Zaire dan dijalankan sebagai negara satu partai.

Baca: Inilah 10 Negara di Dunia yang Tak Punya Tentara

Meski otoriter, pemerintahan Mobutu mendapat dukungan AS karena menentang Uni Soviet selama Perang Dingin.

Pada 1990-an, kekuasan Mobutu mulai melemah. Ketidaksukaan suku Tutsi Kongo memicu invasi Rwanda pada 1996 yang mengakibatkan pecahnya Perang Kongo Pertama yang mengakhiri kekuasaan 32 tahun Mobutu Sese Seko.

Pada 17 Mei 1997, Laurent-Desire Kabila, pemimpin milisi Tutsi dari Provinsi Kivu Selatan menjadi presiden dan mengubah nama negeri itu menjadi Republik Demokratik Kongo.

Pada 1998-2003 Perang Kongo II pecah dan melibatkan setidaknya sembilan negara Afrika dan sekitar 20 faksi bersenjata. Perang ini mengakibatkan 5,4 juta orang tewas.

Dua perang ini menghancurkan perekonomian RDK. Pada 2001 Presiden Laurent Kabila tewas dibunuh pengawalnya sendiri. Delapan hari kemudian putranya Joseph Kabila berkuasa.

Meski kaya akan sumber daya alam, perang dan ketidakstabilan politik serta buruknya infrastruktur membuat perekonomian RDK macet.

Alhasil rakyat negeri ini hanya memiliki pendapatan per kapita 800 dolar AS membuat negeri ini menjadi salah satu yang termiskin di dunia.

5. Liberia

Meski memiliki bendera mirip Amerika Serikat, nasib Liberia tak sama dengan AS terutama dalam urusan kekayaan.

Negeri di Afrika Barat ini memiliki luas wilayah 111.369 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 4,5 juta jiwa.

Liberia berawal dari sebuah permukiman Masyarakat Kolonisasi Amerika (ACS), yang meyakini warga kulit hitam memiliki peluang hidup lebih baik di Afrika ketimbang di Amerika Serikat.

Negeri ini menyatakan kemerdekaannya pada 26 Juli 1847 dan Inggris menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Liberia.

Amerika Serikat malah tidak mengakui kemerdekaan Liberia hingga pecahnya Perang Saudara Amerika pada 5 Februari 1862.

Baca: Inilah 10 Politisi Cantik dari Berbagai Negara

Dengan fakta ini, Liberia menjadi negara Afrika pertama yang memproklamasikan kemerdekaan dan menjadi republik pertama sekaligus tertua di Afrika.

Namun, ketegangan politik berujung kudeta militer pada 1980 yang menggulingkan kekuasaan Presiden William R Tolbert.

Setelah tergulingnya Tolbert, selama lima tahun militer berkuasa yang kemudian dilanjutkan kekuasaan sipil lalu disusul dua perang saudara Liberia.

Akibat kedua perang itu sebanyak 250.000 orang atau 8 persen dari populasi Liberia, tewas. Dampak lainnya adalah perekonomian Liberia menyusut hingga 90 persen.

Kesepakatan damai yang diteken pada 2003 berujung pada pemilu demokratis pada 2005 yang menghantarkan Ellen Jonhson Sirleaf menjadi presiden.

Perlahan perekonomian Liberia mulai merangkak tetapi 85 persen warga negeri itu masih hidup dalam kemiskinan dengan pendapatan hanya 880 dolar AS per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com