Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tak Hanya Myanmar, Warga Dunia Pun Gagal Lindungi Rohingya"

Kompas.com - 19/10/2017, 09:31 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Pemerintah Myanmar gagal memenuhi kewajiban internasionalnya untuk melindungi etnis Rohingya dari kekejaman yang terjadi di Rakhine.

Pernyataan itu dilontarkan dua penasihat khusus Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Rabu waktu setempat (18/10/2017), seperti yang dilansir kantor berita AFP.

Penasihat Khusus Pencegahan Genosida PBB, Adama Dieng, dan Penasihat Khusus Perlindungan PBB, Ivan Simonovic, juga menyebut Myanmar gagal mengatasi krisis kemanusiaan.

Myanmar dianggap gagal memenuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional kendati telah diperingatkan oleh PBB.

Baca: Menlu Sebut Bantuan ASEAN untuk Rohingya Telah Diberikan Pekan Lalu

"Myanmar gagal melindungi masyarakat Rohingya dari kejahatan yang keji."

"Masyarakat internasional juga sama-sama gagal dalam tanggung jawabnya menghadapi persoalan ini," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Sejak akhir Agustus 2017 lalu, lebih dari 500.000 etnis Rohingnya melarikan diri dari serangan tentara Myanmar di negara bagian Rakhine.

PBB mengecam penyerangan itu dan menyebutkan sebagai upaya pembersihan etnis.

Baca: Myanmar: Tak Ada Pembersihan Etnis Rohingya

Dewan Keamanan PBB meminta Myanmar mengakhiri operasi militer di Rakhine, dan memberikan akses kepada pekerja kemanusiaan ke sana.

Myanmar pun diminta membiarkan para pengungsi Rohingya kembali dengan selamat.

Namun, tidak ada tindak lanjut dari DK PBB kepada Myanmar, misalnya dalam bentuk penjatuhan sanksi.

"Sekali lagi, kegagalan kita untuk menghentikan kejahatan yang kejam membuat kita juga terlibat dalam kejahatan itu," ujar para penasihat khusus PBB.

Pihak berwenang Myanmar selama ini berdalih, operasi militer di Rakhine bertujuan membasmi kelompok teroris yang sebelumnya menyerang pos polisi pada akhir Agustus lalu.

Baca: Solidaritas Kemanusiaan untuk Rohingya dari Parlemen Sedunia 

Namun, sebuah laporan baru yang dirilis oleh Badan HAM PBB menuduh Myanmar telah berupaya mengusir Rohingya secara permanen.

Bahkan, pihak militer menanam ranjau darat di perbatasan Banglades, di mana para pengungsi Rohingya berlindung.

Pejabat PBB yang bertemu dengan para pengungsi mendapat kisah tentang bagaimana tentara mengelilingi rumah-rumah, dan menembaki mereka tanpa pandang bulu. Sementara, penduduk berusaha menyelamatkan diri.

Lalu, banyak orang berseragam memperkosa wanita dan anak perempuan, bahkan ada bocah berusia lima tahun yang menjadi korban.

Dalam beberapa kasus, sebelum dan selama penyerangan, terdengar pengumuman melalui pengeras suara.

"Kalian tidak pantas di sini, pergilah ke Banglades. Jika kalian tidak pergi, kami akan membakar rumah dan membunuh kalian."

Pejabat Bidang Politik PBB, Jeffrey Feltman, kembali pada Selasa lalu, setelah melakukan perundingan di Myanmar selama lima hari.

Namun, dia juga gagal untuk menghasilkan terobosan. Feltman akan melaporkan hasil perundingannya kepada DK PBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com