TOKYO, KOMPAS.com - Lebih dari separuh jumlah bank yang ada di Jepang telah mengalami serangan siber sejak tahun 2015.
Data tersebut terungkap dalam hasil survei yang digelar otoritas perbankan Jepang, Bank of Japan.
Survei bank sentral ini dilakukan pada bulan April lalu, dan menunjukkan bahwa 51 persen dari 411 responden telah diserang oleh peretas.
Dari jumlah tersebut, 10,9 persen mengaku mengalami gangguan operasi akibat serangan itu.
Baca: Serangan Siber Penyebab Tabrakan Kapal-kapal Perang AS di Asia?
Sejumlah bank melaporkan bahwa situs mereka menjadi tidak dapat diakses untuk jangka waktu tertentu akibat serangan tersebut.
Responden dalam survei ini mencakup beragam jenis bank. Dari jumlah tersebut, 85,4 persen bank merasa bahwa bahaya serangan siber semakin meningkat.
Seperti dikutip dari laman Kyodo, Selasa (17/10/2017), BOJ mengatakan, bank-bank besar lebih rentan mengalami serangan.
Namun, kerusakan juga meluas di antara bank-bank regional, termasuk bank-bank yang lebih kecil dan berfokus pada masyarakat.
Di tengah meningkatnya risiko serangan siber, mayoritas bank mengaku telah menunjuk pejabat senior untuk mengawasi dan menangani tindakan balasan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.