Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Perempuan Turkmenistan Hidup di Bawah Cengkeraman ISIS

Kompas.com - 17/10/2017, 21:14 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com - Komunitas Syiah Turkmenistan di Irak menjadi salah satu kelompok etnis yang menjadi sasaran penganiayaan brutal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Seorang perempuan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menuturkan kepada wartawan BBC Turki, Mahmut Hamsici tentang beratnya hidup di tangan milisi ini.

"Kami tinggal di distrik al-Alam di kota Tikrit sebelum kelompok militan ISIS menguasai kehidupan kami," kata perempuan itu.

Dia adalah seorang Syiah Turkmenistan dan suaminya adalah seorang Arab Sunni. Dia adalah seorang imam dan orang terhormat di komunitas itu dan masjid tempat dia memimpin sholat berdekatan dengan tempat tinggal mereka.

Baca: Wanita Indonesia yang Datangi ISIS Merasa Ditipu dan Ingin Pulang

"Kami tidak tahu siapa yang Sunni dan siapa yang Syiah sebelumnya. Tak ada seorang pun yang membahasnya dan tak ada permusuhan dalam komunitas kami," tambah dia.

"Kami memiliki sebuah rumah besar yang disewakan kepada beberapa perempuan muda dari Turkmenistan yang bekerja sebagai guru. Salah satu di antara mereka ada yang memiliki bayi," lanjutnya.

Perempuan itu memiliki dua orang anak, seorang anak laki-laki dan perempuan. Mereka belajar di sekolah yang sama sehingga setiap hari kedua anak itu berangkat ke sekolah bersama-sama.

Suami dibawa ISIS

Ketika kelompok ISIS memasuki Tikrit pada Juni 2014, mereka mengeksekusi banyak tentara Irak di Kamp Speicher.

"Beberapa tentara yang lolos dari pembantaian mulai berdatangan di kota kami, setelah melintasi Sungai Tigris (yang mengalir di antara al-Alam dan pusat kota]. Lalu kelompok ISIS pun mengejar mereka," kenangnya.

Di antara orang-orang yang melarikan diri ada yang berasal dari Turkmenistan. Beberapa dari mereka berlindung di rumah saya, ketika mereka menyadari perempuan itu juga beretnis Turkmenistan.

Keluarga perempuan itu kemudian membantu beberapa dari mereka untuk melarikan diri dengan memberi pakaian perempuan.

Baca: WNI di Wilayah ISIS: Sakit-sakitan, Kami Ingin Kembali ke Indonesia

"Suami saya menyembunyikan tiga serdadu di masjid, mereka adalah anggota Syiah dari kota Basra."

Suatu hari, kelompok ISIS datang jam tiga dini hari dan kemudian mengetahui bahwa perempuan itu dan keluarganya telah membantu para serdadu Irak tersebut.

Mereka menemukan tempat persembunyian para serdadu muda dari Basra dan langsung membunuhnya .

"Mereka juga membawa suami saya. Saya belum menerima kabar darinya sejak saat itu," ucapnya penuh kesedihan.

"Lalu mereka kembali lagi, meledakkan rumah kami dan menyuruh kami pergi."

Setelah itu, perempuan tersebut pergi beserta kedua anaknya, para guru, bayi dari Turkmenistan, dan anak tiri saya - putri suami saya dari istri yang lain.

Namun kemudian, kelompok ISIS mencegat dan membawa mereka ke sebuah garasi bersama perempuan-perempuan lain dari wilayah yang sudah mereka kuasai.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com