MOGADISHU, KOMPAS.com - Seperti telah diduga sebelumnya, kelompok teroris Al Shabaab diyakini sebagai pelaku utama serangan bom truk berdaya ledak tinggi di Mogadishu, ibu kota Somalia, yang telah menewaskan lebih dari 300 orang itu.
Keyakinan itu disampaikan otoritas berwajib di Somalia setelah mereka berhasil mendapatkan keterangan dari seorang pengemudi truk bermuatan bom, yang tidak sempat diledakkan bersama bom lainnya yang telah meledak pada Sabtu (14/10/2017).
Menurut The Guardian, Selasa (17/10/2017), korban ledakan dasyat itu telah menyebabkan korban tewas dan terlbuka mencapai lebih dari 500 orang.
Data terakhir yang direkam media Inggris itu pada Senin kemarin, jumlah korban tewas telah mencapai 320 orang.
Baca: Pesawat Pengangkut Korban Bom Mogadishu Mendarat di Turki
Juru bicara Kepolisian Somalia menjelaskan, pria pengemudi truk bermuatan bom yang belum diledakkan itu mengakui, dia bermaksud meledakkan bom kedua setelah bom pertama meluluhlantakan Distrik Hodan.
"Dia begitu bangga atas apa yang dia lakukan. Baginya, ini adalah jihad," ujar juru bicara itu seperti dikutip The Guardian.
Selain mengakui bahwa peledakan itu dilakukan Al Shabaab, dari hasil interogasi juga didapat mengenai detil rencana yang dilakukan kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al Qaeda itu.
Bom itu, masih menurut juru bicara kepolisian, diletakkan di dalam tumpukan beras, gula, maupun kebutuhan sehari-hari.
Karena itulah, truk itu bisa lolos dari pos pemeriksaan Sinka Dheer, tujuh kilometer dari Mogadishu.
Truk itu sempat dicurigai oleh petugas pos pemeriksaan. Malah, sopirnya sendiri sempat menjalani pemeriksaan.
Baca: Bom Truk Mogadishu Membuat Semua Keluarga di Somalia Menangis
Namun, truk beserta sang sopir akhirnya dibebaskan setelah mendapat jaminan dari pengusaha lokal di Mogadishu.
"Kini, target kami selanjutnya adalah menyelidiki apakah kelompok itu mendapat dukungan dari pihak internal seperti militer atau kepolisian," papar juru bicara itu.
Kepolisian Somalia pun optimistis bakal menemukan siapa yang bertanggung jawab, dan menyeretnya ke pengadilan.
Somalia menyebutnya sebagai tragedi 9/11. Sang Presiden, Mohamed Abdullahi Mohamed pun menyatakan berkabung nasional selama tiga hari.
Tidak hanya itu, pemimpin 55 tahun yang baru menjabat selama delapan bulan tersebut juga menyerukan donor darah bagi korban yang terluka.
Baca: Bom Mogadishu Sudah Renggut 230 Nyawa, Diduga Masih Akan Bertambah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.