Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pyongyang Mau Diplomasi setelah Miliki Rudal yang Bisa Jangkau AS

Kompas.com - 17/10/2017, 16:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Diplomasi menjadi kata yang tabu jika ditawarkan kepada Korea Utara (Korut) dalam upaya untuk mengakhiri pertikaiannya dengan Amerika Serikat (AS).

Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu mengumumkan, Pyongyang tidak tertarik dengan jalur diplomatik dalam meredam ketegangannya dengan Washington.

Pyongyang baru bersedia berdialog dengan Washington jika Korut telah berhasil menyempurnakan misil yang mampu menjangkau pantai timur AS.

Pernyataan itu dilontarkan oleh pejabat Pyongyang kepada CNN, seperti diberitakan oleh The Independent, Senin (16/10/2017).

"Sebelum kami berdiplomasi dengan pemerintahan Donald Trump, kami ingin memberikan pesan kuat bahwa Korut telah memiliki sistem pertahanan maupun serangan yang mampu menangkal agresi apapun," ujar pejabat tersebut.

Baca: Uni Eropa Siap Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Korut

Pernyataan itu sejalan dengan ucapan diplomat Korut di PBB, Kim In Ryong, ketika menghadiri Pertemuan Tahunan Komite Perlucutan Senjata PBB, Senin (16/10/2017).

Dalam pidatonya, Kim In Ryong berkata Korut merasa perlu untuk mengembangkan senjata  nuklirnya.

Dia berdalih, sejak 1970-an, Korut sering menjadi "ancaman senjata nuklir" setiap kali AS menggelar latihan militer.

Pyongyang juga menuding,  dalam setiap latihan menggunakan nuklirnya, AS diduga berusaha "melaksanakan sebuah operasi untuk menggulingkan pemimpin tertinggi kami".

Kim In Ryong melanjutkan, kini rudal Korut sudah mampu menjangkau semua wilayah AS.

"Jika mereka berani mengusik wilayah kami walau seinci, kami bakal menghukumnya bertubi-tubi hingga ke ujung dunia sekalipun," papar In Ryong.

Baca: Antisipasi Nuklir Korea Utara, Indonesia Bangun 126 Stasiun Pemantau Radiasi Nuklir

Tak pelak, kedua ucapan ini bakal semakin meningkatkan tensi gesekan antar dua negara, sekaligus Korut terancam mendapat sanksi tambahan dari Dewan Keamanan PBB.

Sebelumnya, Pyongyang sudah memperingatkan Washington jika Trump melakukan "tindakan gegabah", maka AS harus siap kehilangan Guam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com