Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Produksi Drama TV Inggris tentang Korut Diserang "Hacker"

Kompas.com - 17/10/2017, 13:37 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Para peretas Korea Utara dikabarkan melakukan serangan siber terhadap sebuah stasiun televisi Inggris yang memproduksi drama tentang negara tersebut.

Serial karya seorang penulis skenario nominasi Oscar ini untuk sementara ditangguhkan pembuatannya.

Pada Agustus 2014, stasiun televisi Channel 4 mengumumkan produksi sebuah serial drama baru yang disebut "berani dan provokatif".

Drama berjudul Opposite Number, menceritakan tentang seorang ilmuwan nuklir Inggris yang dipenjara di Korea Utara.

Baca: Film "The Interview" Tayang di AS, Korea Utara Ungkap Tak akan Lancarkan "Reaksi Fisik"

Namun perangkat komputer milik perusahaan Mammoth Screen yang terlibat dalam produksi film itu kemudian mendapat serangan siber.

Proyek pembuatan film ini terhenti karena pihak produser gagal menggalang dana, kata perusahaan itu.

Para pejabat Korea Utara menanggapi dengan marah saat pertama kali rincian serial televisi itu diungkap.

Pyongyang menggambarkan alur film tersebut sebagai sebuah "lelucon fitnah" dan meminta pemerintah Inggris mencegah pembuatan serial tersebut untuk menghindari rusaknya hubungan kedua negara.

Ternyata Korea Utara melakukan tindakan lebih dari sekadar protes yaitu dengan meretas jaringan komputer perusahaan yang berada di belakang pembuatan film tersebut.

Insiden ini pertama kali dilaporkan harian New York Times, yang menyebut Channel 4 adalah korban serangan tersebut.

Namun, BBC mendapati bahwa target yang disasar para peretas Korea Utara itu sebenarnya adalah Mammoth Screen.

Serangan tersebut tidak menimbulkan kerusakan, namun kemunculan para peretas Korea Utara dalam sistem tersebut menimbulkan kekhawatiran luas mengenai apa yang mungkin mereka lakukan.

"Mereka kewalahan," kata seorang eksekutif televisi dari perusahaan lain kepada BBC, saat menjelaskan kekhawatirannya.

Intelijen Inggris juga telah mengetahui serangan siber tersebut.

Kekhawatiran semakin bertambah, karena Sony Pictures pernah mengalami serangan siber berat pada November 2014.

Sebuah kelompok yang menamakan diri Guardian of Peace mengklaim berada di belakang aksi peretasan tersebut, tetapi para petinggi AS mengatakan Korea Utaralah yang bertanggung jawab.

Serangan itu juga merupakan aksi balas dendam terhadap rencana penayangan sebuah film berjudul The Interview, sebuah drama komedi yang mengisahkan pemimpin Korea Utara yang terbunuh.

Para peretas bukan hanya mencuri dan mempublikasikan surat elektronik studio film tersebut, namun mereka juga menghancurkan sebagian besar jaringan komputer.

Baca: Peretas Korut Diduga Curi Sejumlah Besar Data Militer Korsel

Film ini akhirnya dirilis secara online di tengah kekhawatiran berbagai bioskop enggan menayangkannya karena berbagai ancaman.

Insiden itu juga mendapat reaksi keras dari Gedung Putih, termasuk presiden AS saat itu Barack Obama yang kemudian menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara.

Sejauh ini pemerintah Inggris tidak menunjukkan kekhawatiran seperti AS, meski para pejabatnya telah mengetahui salah satu perusahaan negeri itu menjadi sasaran,  meski dampaknya tidak sama seperti yang dialami Sony Pictures.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com