SEOUL, KOMPAS.com - Seorang wanita Korea Utara (Korut) yang membelot ke China telah mengklaim bahwa rezim totaliter Kim Jong Un "jauh lebih buruk daripada yang digambarkan media."
Diidentifikasi sebagai Joy (25), wanita tersebut melarikan diri dari negara komunis yang tertutup itu saat berusia 18 tahun.
Namun, setelah berhasil melintasi perbatasan ke China, dia diperdagangkan dan dijual oleh pedagang manusia, seperti dilaporkan The Independent, Senin (16/10/2017).
Akhirnya Joy berhasil kabur kembali ke rumahnya saat ini di Korea Selatan (Korsel) dengan meninggalkan putrinya bersama suaminya di China.
Berbicara tentang kehidupannya di Korut, Joy menceritakan sebuah acara "ask me anything " di situs Reddit, "Saya tidak punya banyak waktu untuk sekolah karena betapa sulitnya hidup bagi kami.”
Baca: Separuh Pembelot Korut Ingin Bunuh Diri
"Kelaparan besar menyebabkan kami tanpa makanan dan kami harus bekerja di peternakan ketimbang pergi ke sekolah. Saya ingat, buku pelajaran selalu menggambarkan Amerika sebagai tempat yang mengerikan dan orang Amerika sebagai penjahat."
Menanggapi pertanyaan tentang penjara negara, Joy mengatakan bahwa orang-orang acapkali hilang begitu saja setiap malamnya di Korut.
"Hanya orang-orang yang dianggap setia oleh rezim yang diizinkan tinggal di Pyongyang. Saya tinggal di bagian utara negara yang membuat saya mudah untuk menyeberang ke China," tulisnya.
"Saya tahu banyak orang yang hilang dan dikabarkan mereka dibawa ke kamp penjara. Tidak pernah ada cara untuk memastikannya, mereka bisa saja hilang suatu hari nanti."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.