BEIJING, KOMPAS.com – Setelah kongres Partai Komunis China bulan ini, para pemimpin negara itu diperkirakan akan mengeluarkan sikap mereka tentang sengketa maritim Laut China Selatan.
Tampaknya ada tanda-tanda apakah mereka akan mengambil sikap yang keras atau lunak atas Laut China Selatan yang dipersengketakan, kawasan yang menjadi perhatian di Asia Tenggara hingga Amerika Serikat (AS).
China mengklaim hampir seluruh daerah seluas 3,5 juta km2 itu, laut yang kaya sumber alam antara pantai selatan China dan Kalimantan.
Klaim tersebut tumpang tindih dengan zona-zona ekonomi eksklusif empat negara Asia Tenggara, yakni Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia, yang militernya lebih lemah.
Baca: Pangkalan Militer China di Laut China Selatan Siap Digunakan
Beberapa negara di Asia Tenggara itu didukung oleh AS. Taiwan juga memiliki klaim yang sama.
Partai Komunis China yang berkuasa mengadakan Kongres Nasional yang ke-19 pekan ini. Para pemimpin tinggi partai mempunyai wewenang untuk menginstruksikan partai bagaimana menangani sengketa maritim dalam lima tahun mendatang.
Mereka mungkin setuju mematuhi hukum internasional, misalnya, walaupun tanpa menghentikan klaim kedaulatan.
Baca: China Bangun Fasilitas Militer Baru di Laut China Selatan
Mereka dapat juga menyarankan pendekatan yang lebih keras atau memutuskan untuk meneruskan sikap yang sekarang, yakni ekspansi sementara memberi bantuan kepada negara-negara lain yang turut mempunyai klaim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.