Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Bom Truk di Mogadishu Naik, dari 20 Orang Jadi 189 Orang

Kompas.com - 15/10/2017, 22:16 WIB

MOGADISHU, KOMPAS.com – Kematian akibat dihantam bom berdaya ledak tinggi di Mogadishu, ibu kota Somalia, telah melonjak naik menjadi hampir 190 orang dan lebih dari 200 orang terluka.

Harian The Telegraph, Minggu (15/10/2017), melaporkan,  ledakan bom yang terjadi di pusat keramaian di kota Mogadishu pada Sabtu telah merenggut 189 jiwa.

Laporan awal Kompas.com mengutip The Guardian  pada Minggu pagi, sedikitnya 20 orang tewas akibat bom truk yang meledak di distrik padat penduduk di Mogadisu.

Distrik Hodan, tempat di mana ledakan itu terjadi, merupakan kawasan pusat perhotelan, pertokoan, pasar, restoran atau rumah makan, serta  kantor-kantor pemerintah pusat.

Baca: Bom Truk Paling Mematikan di Mogadishu, 20 Orang Tewas Seketika

Menurut The Telegraph, serangan tunggal pada Sabtu itu telah merenggut nyawa 189 orang dan lebih dari 200 orang dalam kondisi luka ringan, berat, dan kritis.

Para dokter sedang berjuang keras untuk menyelamatkan para korban selamat, naman dalam kondisi parah atau kritis. Para pejabat khawatir, jumlah korban bisa lebih dari 200 orang.

Besarnya ledakan itu juga menyebabkan jendela-jendela bangunan  di dekatnya pun rusak dan bahkan ada yang daun jendelanya terpental dari dudukannya.

“Saat itu arus lalu lintas sedang ramai oleh para pelintas dan mobil,” kata  Abdinur Abdulle, seorang petugas di sebuah restoran di dekat kejadian. “Itu sebuah bencana besar.”

Ismail Yusuf, seorang saksi mata lainnya, mengatakan, “Ini mengerikan, bom itu meledak di sepanjang jalan yang ramai dan menyebabkan banyak orang tewas.”

“Saya melibat tubuh korban tewas berserakan, tetapi saya tidak dapat menghingtunya. Sungguh sebuah kejadian yang mengerikan”.

Baca: Bom Mobil Hancurkan Kedai Pizza di Mogadishu, 17 Tewas

Belum ada pihak yang bertanggung jawab. Namun, belajar dari berbagai insiden serupa sebelumnya, pemerintah Somalia telah menuding milisi Al Shabaab, kelompok sayap Al Qaeda di Tanduk Afrika.

Pemerintah telah mengumumkan musibah itu sebagai “bencana nasional”. Meski pemerintah menuduh Al Shabaab, belum ada komentar apapun dari militan terkait peristiwa itu.

“Mereka tak peduli dengan nasib hidup rakyat Somalia, para ibu, ayah, dan anak-anak,” kata  Perdana Menteri Hassan Ali Khaire.

"Mereka menarget wilayah padat penduduk, hanya membunuh warga-warga sipil,” katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com