Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Hentikan Kesepakatan Nuklir, Sebut Iran "Rezim Fanatik"

Kompas.com - 15/10/2017, 07:06 WIB

Trump berupaya untuk mengakhiri kesepakatan nuklir, yang memungkinkan pencabutan pembatasan program pengayaan nuklir Iran setelah 2025.

Dia juga meminta adanya sanksi baru bagi pasukan elit Garda Revolusi Iran, yang dia sebut sebagai "pasukan teror pemimpin Iran yang korup", dan larangan terhadap program rudal balistik Iran, yang tidak tercakup dalam kesepakatan itu.

Bulan lalu, Iran mengatakan telah sukses melakukan uji coba rudal jarak menengah baru dengan jangkauan 2.000 kilometer. Uji coba tidak dapat diverifikasi secara internasional.

Baca: Iran Kembangkan Kapal Nuklir untuk Tanggapi Sanksi AS

Presiden mengatakan bahwa para pemimpin kongres telah menyusun draf amandemen yang dapat mengurangi pengembangan rudal balistik dan menghilangkan tanggal kadaluarsa pada pembatasan pengembangan nuklir Iran.

Bagaimana respon negara-negara yang terlibat kesepakatan?

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa AS "semakin terisolasi" dan tidak dapat mengubah kesepakatan nuklir.

"Selama hak kami dijamin, selama kepentingan kami terlayani, selama kami mendapatkan manfaat dari kesepakatan nuklir, kami akan menghormati dan mematuhi kesepakatan," kata Rouhani.

Yukiya Amano, pemimpin Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan Iran melaksanakan kesepakatan dan tunduk pada "rezim verifikasi nuklir paling kuat di dunia".

Diplomat Eropa memperingatkan bahwa setiap perubahan unilateral terhadap kesepakatan akan memicu kebuntuan kesepakatan dan kembali pada perselisihan masalah nuklir di Timur Tengah.

Kapala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini menyebut kesepakatan "kuat" dan tidak ada "pelanggaran" yang dilakukan Iran.

Dia mengatakan tidak ada kekuaatan "presiden di manapun di dunia" yang dapat menghentikan kesepakatan.

Dalam pernyataan bersama, Inggris, Jerman dan Prancis mengatakan mereka "khawatir" dengan langkah Trump namun tetap berkomitmen terhadap kesepakatan tersebut.

Setelah Korut, Kini Trump Kecam Iran soal Kesepakatan Nuklir 2015

Negara-negara itu menyatakan bahwa mereka "sama-sama merasakan kekhawatiran tentang program rudak balistik dan aktivitas regional Iran."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com