WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menciptakan sebuah krisis internasional menyusul keputusan yang "berbahaya" untuk memecah kesepakatan nuklir Iran.
Pandangan itu disampaikan mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang di masa itu menjadi tokoh yang menegosiasikan kesepakatan tersebut.
"Ini membahayakan kepentingan keamanan nasional AS dan kepentingan sekutu terdekat kita," kata Kerry, Jumat (14/10/2017), seperti dikutip AFP.
Trump telah lama mengkritik kesepakatan tersebut, dan ingin mengambil langkah untuk membatasi program nuklir Teheran.
Baca: Iran Harapkan Bantuan Eropa Soal Kesepakatan Nuklir
Dalam sebuah pidato yang penuh dengan keluhan terkait Revolusi Islam 1979, Trump mencerca kediktatoran Iran, peran sebagai sponsor terorisme, dan agresi yang terus berlanjut di Timur Tengah, dan seluruh dunia.
Trump lalu mengancam akan "merobek" kesepakatan 2015. Dia lalu berhenti, dan tak mengambil langkah prosedural untuk mendeklarasikannya.
Trump lalu meninggalkan nasib kesepakatan itu di tangan Kongres yang dikuasai Republikan.
Kerry meminta legislatif mengatakan bahwa taruhannya sangat besar untuk Kongres jika hal itu terjadi.
Pada Minggu (15/10/2017), akan dipublikasikan laporan, apakah Iran mematuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam kesepakatan.
Baca: Iran Tembak Rudal ke Pangkalan AS, Jika Ada Sanksi Baru untuk Teheran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.