Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Harapkan Bantuan Eropa Soal Kesepakatan Nuklir

Kompas.com - 13/10/2017, 07:07 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menyatakan harapan pada  Kamis (12/10/2017 bahwa Eropa akan menawarkan sokongan untuk perjanjian nuklirnya.

Harapan itu diutarakan Iran setelah timbulnya cekcok dengan Presiden AS, Donald Trump, yang akan memutuskan sikapnya pada Jumat (13/10/2107).

"Kami mengharapkan bantuan Eropa. Dan sejauh ini, sinyalnya memang positif," kata Wakil Presiden Iran, Ali Akbar Salehi, yang juga kepala Organisasi Energi Atom Iran, kepada kantor berita IRNA.

Ketika berbicara di depan Sidang PBB September 2017, Presiden Trump menyebut kesepakatan nuklir dengan Iran sebagai kesepakatan paling buruk yang pernah dikenalnya. 

Pekan lalu, Trump mengatakan, Iran meneruskan ambisi untuk punya senjata nuklir, dan tidak mematuhi persyaratan bagi kelangsungan kesepakatan. 

Baca: Setelah Korut, Kini Trump Kecam Iran soal Kesepakatan Nuklir 2015

Bagi banyak pengamat di Iran, reaksi dari para mitra negosiasi Iran, yaitu China, Jerman, Perancis, Inggris dan Rusia, lebih penting daripada pernyataan yang akan disampaikan Trump mengenai ke keikutsertaan AS dalam kesepakatan nuklir yang tercapai pada 2015, kala Barack Obama sebagai Presiden AS.

Pada Minggu (15/10/2017),  akan dipublikasikan laporan, apakah Iran mematuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam kesepakatan.

Trump diperkirakan akan mengumumkan keputusannya pada Jumat (13/10/2017) ini.

Dalam pembicaraan telepon dengan Trump pada Minggu (8/10/2017), Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, Inggris punya komitmen kuat dengan kesepakatan itu, bersama mitra-mitra Eropa-nya.

May juga menekankan, kesepakatan nuklir itu penting untuk keamanan regional.

Baca: Sanksi Baru AS Langgar Kesepakatan Nuklir, Iran Ancam Bereaksi

Sejauh ini, selain mitra-mitra AS di Eropa, bahkan pejabat senior AS dan anggota senior di parlemen sudah mengatakan kepada Trump bahwa menolak kesepakatan akan menyebabkan terisolasinya AS dan bisa jadi, menyebabkan batalnya kesepakatan sepenuhnya.

Pada Rabu (11/10/2017), Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan, "berpegang teguh pada perjanjian yang sudah disepakati menunjukkan harga diri sebuah negara, dan sejauh mana pemerintahannya bisa dipercaya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com