Namun, Presiden Duterte di Manila menyambut China dengan sangat antusias sementara dia bergeser dari ketergantungan pada Amerika Serikat (AS).
Kesuksesan China dalam pertukaran bantuan untuk toleransi politik di manapun di Asia bergantung pada kepentingan pihak lain, kata Song Seng Wun, ekonom khusus Asia Tenggara di unit perbankan swasta CIMB di Singapura.
"Selalu ada kasus di mana sisi lain lebih menyambut," kata Song. "Dalam kasus Filipina, jelas ada seorang presiden yang benar-benar ingin melakukannya, jadi kita bicara tentang China dan AS."
Sentimen positif Filipina terhadap China telah meningkat 17 persen sejak 2014, kata Pew Research Center bulan lalu.
Sementara sentimen positif terhadap AS turun dari 92 persen menjadi 78 persen dalam dua tahun ini.
Baca: Korsel dan China Bersitegang Lagi gara-gara Ikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.