Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa dari Sarajevo untuk Para Pahlawan Revolusi

Kompas.com - 07/10/2017, 15:04 WIB
Ati Kamil

Penulis

SARAJEVO, KOMPAS.com -- Bagi Amelia Achmad Yani, September setiap tahun merupakan bulan yang mengingatkan ia kepada masa lalu yang kelam.

Amelia, yang sedang bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Bosnia dan Herzegovina, merupakan anak ketiga dari delapan anak almarhum Jenderal Achmad Yani, salah seorang pahlawan revolusi yang gugur sebagai korban dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 PKI di Jakarta.

Wartawan Kompas.com, Widianti Kamil, melaporkan langsung dari SarajevoKompas.com mengikuti prosesi yang digelar oleh Amelia. 

"Bulan September, biarpun belum tanggal 30, pasti langsung teringat peristiwa yang sangat-sangat tidak bisa dilupakan, seperti sebuah potret yang berjalan," tutur Amelia dalam wawancara oleh Kompas.com di Sarajevo pada 3 Oktober 2017.

"Tiba-tiba (seperti) lihat (kejadian) ayah saya diseret. Tiba-tiba dengar suara tembakan yang menggelegar. Itu terus sampai tanggalnya (30 September)," lanjut Amelia.

Untuk mendoakan para pahlawan revolusi korban peristiwa Gerakan 30 September 1965 PKI, pada 30 September 2017 siang waktu setempat, di kediamannya, Wisma Indonesia di Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina, Amelia mengadakan tahlilan.

Surat Yasin dibacakan dalam acara tersebut oleh salah seorang anggota keluarga staf KBRI.

"Setiap 30 September, di mana pun saya berada, pasti saya membuat tahlilan. Dan, saya sesuaikan, kalau di sini (di Wisma Indonesia), di Sarajevo, saya sesuaikan tanggalnya dengan di Jakarta, jamnya juga bersamaan. Kodam (di Jakarta) membuat tahlilan setelah magrib, di sini jam satu (13.00 waktu Sarajevo)," tutur Amelia pula.

Selain itu, pada 1 Oktober 2017 pagi waktu setempat, Amelia Achmad Yani mengadakan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila, juga di Wisma Indonesia bersama staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Satajevo beserta keluarga mereka.

Amelia bertindak sebagai inspektur upacara.

"Tapi, waktunya mengikuti waktu Sarajevo saja, karena, kalau mengikuti waktu Jakarta, orang-orang di Sarajevo masih waktu tidur," ucap Amelia, yang baru kira-kira satu setengah tahun bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Bosnia dan Herzegovina.

Di luar itu, pada 3 Oktober 2017 malam waktu setempat di Hotel Novotel Sarajevo Bristol, KBRI di Sarajevo menyelenggarakan sebuah resepsi diplomatik dalam rangka perayaan 72 tahun kemerdekaan Indonesia.

Amelia dan stafnya mengundang para diplomat dari negara-negara lain di Sarajevo, kalangan akademis dan bisnis setempat, serta orang-orang Indonesia yang menetap di Bosnia dan Herzegovina berikut keluarga mereka.

Dalam acara tersebut, untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada para tamu dari luar Indonesia, disajikan nasi tumpeng kuning. Sebagai bagian dari pembukaan acara itu, Amelia memotong tumpeng tersebut dan membagikannya kepada para diplomat dari negara-negara lain.

Tumpeng tersebut dibikin oleh juru masak KBRI, Tomi Siswanto, dibantu oleh beberapa anggota keluarga staf KBRI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com