Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Sebenarnya Motif Pembunuhan Massal di Las Vegas?

Kompas.com - 03/10/2017, 18:26 WIB

LAS VEGAS, KOMPAS.com - Sang penembak yang tewas itu tak memiliki catatan kriminal atau kecenderungan politik ekstrem. Jelas itu tak sesuai dengan klaim kelompok yang menamakan dirinya Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Tentu saja insiden itu meninggalkan misteri besar, terutama  apa motif pembunuhan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat (AS) itu, seperti dilaporkan BBC.

CIA, FBI, dan polisi Las Vegas, hingga Selasa (3/10/2017), masih bekerja keras untuk menemukan apa motif di balik pembunuhan massal yang menyebabkan 59 orang tewas dan 527 lainnya cedera dalam konser musik country di Las Vegas itu.

Stephen Paddock (64), pelaku, melepaskan tembakan dari lantai 32 hotel Mandalay Bay ke arah kerumunan pengunjung festival musik di lapangan di seberang hotel itu, Minggu (1/10/2017) malam.

Menurut CNN, polisi telah menemukan 23 pucuk senjata di dalam kamar hotel Mandalay Bay, tempat Paddock menginap dan melepaskan tembakan.

Baca: Penembak di Las Vegas adalah Miliuner dan Investor Real Estat

Polisi juga menemukan 19 pucuk lagi di rumah Paddock di Mesquite, Nevada. Namun, sejauh ini tidak juga ditemukan alasan yang jelas untuk pembunuhan tersebut. Polisi masih bingung.

Penyidik tidak menemukan kaitan Paddock dengan organisasi terorisme internasional, meski ada klaim dari ISIS, yang menyebut Paddock masuk Islam beberapa bulan sebelumnya.

Sejumlah penyelidik menduga Paddock menderita gangguan psikologis, namun belum ada pengukuhan atas dugaan ini.

Penembak itu bukan orang yang masuk catatan polisi – tak pernah melakukan tindak kriminal, tak juga masuk daftar orang yang diawasi.

Saat berpidato dari Gedung Putih pada Senin (2/10/2017), Presiden AS Donald Trump menyebut serangan itu sebagai “setan sejati”.

Sheriff Las Vegas Joseph Lombardo mengatakan, ketika polisi menggeledah rumahnya setelah serangan, mereka menemukan 19 pucuk senjata api,  beberapa bahan peledak, dan “beberapa ribu amunisi, bersama sejumlah perangkat elektronik yang masih sedang kami evaluasi”.

Baca: Serangan di Las Vegas, Polisi Temukan 42 Senjata dan Bahan Peledak

Petugas juga menemukan amonium nitrat di mobil milik Paddock.

Ada rumah lain di utara Nevada yang akan digeledah namun tim Swat lebih dahulu memastikan apakah ada jebakan bahan peledak di dalamnya, kata Sheriff Lombardo.

David Famiglietti dari Armory New Frontier mengatakan kepada BBC, Paddock pernah membeli senjata api di tokonya di Las Vegas utara pada musim semi tahun ini, dan ia memenuhi semua persyaratan, termasuk pemeriksaan latar belakang oleh FBI.

Namun, senapan dan pistol yang dibeli Paddock tidak akan “mampu digunakan dalam cara yang telah kita lihat dan dengar di video jika tanpa modifikasi,” kata Famiglietti.

Meski begitu banyak senjata di rumahnya, Eric Paddock, adik dari tersangka, tak menyangka bahwa kakaknya bisa melakukan pembunuhan itu.

Baca: Tragedi di Las Vegas, antara Terorisme, Ras, dan Agama

Kelompok ISIS mengklaim berada di balik serangan tersebut, dan mengatakan Paddock masuk Islam beberapa bulan lalu. Tapi klaim itu tidak didukung bukti-bukti kuat atau tidak berdasar.

Agen Khusus FBI, Aaron Rouse, mengatakan dalam sebuah jumpa pers, "Kami menyimpulkan bahwa penembakan ini tidak ada kaitannya dengan organisasi teroris internasional”.

Klaim ISIS atas serangan Las Vegas sangat tidak biasa karena profil pelaku tidak sesuai dengan tipikal pendukung atau “tentara” yang diklaim kelompok tersebut di masa lalu, tulis Mina al-Lami, yang memonitor kelompok jihad untuk BBC.

Jika benar, tindakan bunuh dirinya akan dianggap “tidak Islami” sama sekali, tambahnya.

Tindakan jihad bunuh diri selama ini adalah dengan meledakkan dirinya untuk membunuh orang di sekitarnya, dan bukan menembak diri sendiri ketika disergap.

Baca: FBI: Penyerang di Las Vegas Tidak Terkait dengan ISIS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com