Belum adanya motif yang diketahui dalam peristiwa ini. Belum juga terbukti perbuatan itu masuk dalam definisi tradisional terorisme yang selama ini dikaitkan dengan insiden penembakan.
Baca: Stephen Paddock Dalang Tragedi Las Vegas, Siapa Dia Sebenarnya?
Motif itu umumnya mencakup tujuan politik, ekonomi, agama atau sosial.
Caranya dengan menggunakan aksi kekerasan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak yang lebih luas, dibanding hanya pada para korban.
Isu terorisme dalam negeri
Tidak adanya informasi itu membuat banyak pihak kembali memperdebatkan isu terorisme dalam negeri yang sesunguhnya telah lama mengguncang AS.
Bahkan, sejak sebelum Timothy McVeigh menggunakan bom di dalam truk untuk menyerang gedung federal di Oklahoma City tahun 1995 lalu.
McVeigh dihukum bukan karena terorisme, tetapi karena menggunakan senjata pemusnah massal.
Dia pun membunuh delapan petugas penegak hukum federal dalam ledakan, yang secara keseluruhan menewaskan 168 orang.
Korban tewas dalam insiden penembakan di Las Vegas Minggu malam mencapai 59 orang.
Jumlah itu melampaui penembakan di klub malam Pulse di Orlando Juni 2016 yang menewaskan 49 orang.
Penembakan di Orlando dilakukan oleh Omar Mateen, warga AS berusia 29 tahun yang mengklaim telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok ISIS.
Baca: Sosok Omar Mateen, Pembunuh 50 Orang di Orlando, Sangat Dikenal FBI
Ia kemudian tewas ditembak polisi. Presiden Barack Obama ketika itu menyebut insiden itu sebagai “tindakan teror dan kebencian.”
Dalam waktu beberapa jam setelah penembakan di Pulse itu, kandidat presiden ketika itu Donald Trump memberi ucapan selamat untuk dirinya sendiri.