Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Rohingya di Sri Lanka Pun Alami Kekerasan, 6 Pelaku Dibekuk

Kompas.com - 02/10/2017, 11:09 WIB

COLOMBO, KOMPAS.com - Kepolisian Sri Lanka mengaku telah menangkap enam orang dalam perburuan terhadap sebuah gerombolan yang dipimpin para biksu Buddha, yang menyerang pengungsi Rohingya, minggu lalu.

Pemerintah Sri Lanka bahkan menuding pada biksu yang tergabung dalam gerombolan itu, berperilaku bak hewan.

Mereka melakukan serangan di sebuah pusat perumahan Muslim Rohingya, -termasuk terhadap anak-anak, di pinggiran Kolombo, Selasa pekan lalu.

"Kami telah mengidentifikasi para biksu yang memimpin serangan tersebut," kata seorang perwira yang terlibat dalam penyelidikan, Minggu (1/10/2017).

"Kami telah mengerahkan tiga tim untuk menangkap mereka," ungkap perwira itu kepada AFP.

Baca: Prihatin Rohingya, Pria Ini Naik Motor dengan Mata Tertutup

Dua petugas polisi harus dirawat di rumah sakit setelah serangan tersebut.

Para biksu dan pendukung mereka melemparkan batu dan menghancurkan jendela, serta perabotan di permukiman tersebut.

Terkait insiden itulah, polisi menangkap lima pria dan seorang wanita. 

Seorang pejabat pemerintah mengatakan, beberapa petugas polisi juga masuk dalam penyelidikan karena dinilai gagal mencegah kekerasan tersebut.

Para pengungsi telah tiba di Sri Lanka sejak lima bulan yang lalu, setelah angkatan laut negeri itu menemukan mereka hanyut di sebuah kapal di lepas pantai utara Sri Lanka.

Sebelum itu, mereka telah tinggal di India selama beberapa tahun.

Ratusan ribu Muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar dalam beberapa waktu terakhir.

Kebanyakan dari mereka kini berada di kamp pengungsian di Banglades.

Baca: PBB: Kekejaman atas Rohingya adalah Mimpi Buruk Kemanusiaan

Mereka telah menjadi sasaran penganiayaan dan diskriminasi yang didukung negara, di mana banyak orang menganggap etnis Rohingya sebagai imigran ilegal dari Banglades.

Para biksu Buddha Sri Lanka memiliki hubungan dekat dengan rekan-rekan ultra-nasionalis mereka di Myanmar.

Keduanya telah dituduh mendalangi kekerasan terhadap kelompok minoritas Muslim di kedua negara tersebut.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi menyatakan kekhawatirannya atas serangan hari Selasa.

Lembaga itu lalu mendesak warga Sri Lanka untuk menunjukkan empati kepada warga sipil Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan dan kekerasan di negeri mereka.

Ada 31 pengungsi Rohingya, termasuk 16 anak-anak dan tujuh perempuan, dievakuasi oleh polisi dan ditampung di sebuah bekas pusat penahanan di bagian selatan Sri Lanka.

Otoritas pemerintah setempat menyebut langkah itu dilakukan demi menjamin keselamatan para pengungsi. 

Baca: Cegah Konflik Merambat ke Banglades, 15.000 Warga Rohingya Dipindah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com