Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Penutupan Penerbangan, Warga Asing di Kurdi-Irak Padati Bandara

Kompas.com - 29/09/2017, 19:48 WIB

ARBIL, KOMPAS.com - Para warga asing yang berada di wilayah Kurdistan Irak, Jumat (29/9/2017) berbondong-bondong meninggalkan wilayah itu.

Mereka pergi sebelum pemberlakukan larangan penerbangan internasional di bandara setempat, seperti yang ditetapkan Pemerintah Baghdad.

Keputusan itu diambil sebagai respons atas referendum kemerdekaan yang telah menyebabkan melonjaknya ketegangan regional.

Dalam referendum tersebut, mayoritas warga Kurdi Irak memilih untuk merdeka.

Pemerintah Irak lalu menghentikan semua penerbangan internasional ke dan dari wilayah otonom itu mulai pukul 18.00 waktu setempat, atau pukul 22.00 WIB, Jumat (29/9/2017). 

Baca: Penerbangan Internasional di Ibu Kota Kurdi-Irak Dihentikan, Ada Apa?

Pemerintah Amerika Serikat mengaku bersedia memberi fasilitas untuk pembicaraan antara otoritas Kurdi Irak dan Baghdad.

Inisiatif itu terlontar demi meredakan ketegangan yang meningkat setelah tuntutan merdeka dari wilayah otonom itu.

Sementara, tetangga Irak, Turki dan Iran juga sangat menentang pemungutan suara.

Kedua negara itu khawatir hal itu hanya akan mengobarkan aspirasi separatis dari populasi Kurdi yang besar di negara mereka.

Ankara telah mengancam serangkaian tindakan termasuk menghalangi ekspor minyak penting dari wilayah tersebut melalui Turki.

Suku Kurdi telah mengecam penutupan penerbangan tersebut,dan menyebutnya sebagai hukuman kolektif.

Kementerian Transportasi Kurdi-Irak mengirim sebuah surat ke Baghdad yang meminta dibukanya "perundingan" mengenai penerbangan.

Namun, seperti diberitakan AFP, permintaan itu masih jawaban. Demikian diungkapkan seorang Jurubicara Kementerian terkait.

Larangan terbaru ini, telah menyebabkan banyak orang asing berduyun-duyun ke bandara di ibukota daerah Arbil untuk menghindar dari isolasi.

Penangguhan penerbangan yang diperpanjang akan menimbulkan konsekuensi signifikan bagi orang Kurdi.

Padahal, selama ini mereka telah mengubah Arbil menjadi pusat transportasi regional.

Baca: Bertempur untuk Kurdi, Bekas Tentara Inggris Ditangkap di Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com