Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fadlan Muzakki
Ketua Komisi PPI Dunia

Research Associate di Akar Rumput Strategic Consulting, Founder dari
Center for Asia Pacific Studies Indonesia, Fellowship Graduate di
Zhejiang University, Tiongkok dan juga Ketua Komisi di PPI Dunia.

Diplomasi Panda Tirai Bambu di Indonesia

Kompas.com - 29/09/2017, 19:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnu Nugroho

Dengan konsep Diplomasi Panda ini, maka memungkinkan menigkatnya kepercayaan investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia.

Tiongkok saat ini lebih mengedepankan soft diplomasi, hal ini disampaikan oleh Xi Jinping bahwa Tiongkok harus memperkuat soft diplomasi melalui komunikasi internasional, membangun image yang baik kepada dunia dan menunjukan kreatifitas dan kredibilitas Tiongkok di Dunia.

Kharakteristik Tiongkok juga harus tersebar dan diketahui banyak orang.

Oleh karena itu, malalui Diplomasi Panda ini, presepsi masyarakat Indonesian terhadap Tiongkok diharapkan akan semakin baik begitu pun sebaliknya.

Selain itu, studi di Oxford menunjukan bahwa soft diplomasi atau Diplomasi Panda yang dilakukan Tiongkok adalah sebuh konstruksi dalam konsep Guanxi.

Ini adalah konsep untuk memperkuat hubungan dagang yang ditandai dengan kepercayaan, loyalitas, dan umur yang panjang.

Sebuah Tantangan

Seperti yang telah diulas di atas bahwa soft diplomacy juga dapat diartikan sebagai soft power. Dimana soft power ini adalah usaha untuk mempengaruhi menggunakan cara nontradisional dalam politik internasional.

Joseph Nye menyampaikan bahwa: “The basic concept of power is the ability to influence others to get them to do what you want.”

Dengan demikian jelas, ada maksud-maksud tertentu yang akan dibawa Tiongkok dalam diplomasi ini. Baik atau buruknya tujuan tersebut adalah untuk mengedepankan kepentingan nasional Tiongkok.

Indonesia merupakan negara yang paling strategis di Asia Tenggara bagi Tiongkok untuk melancarkan mega projek the Belt and Road Initiative, maka berbagai soft diplomasi dilakukan agar kebijakan lur negeri tersebut berjalan baik di Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga perlu berhati-hati untuk menjaga sumber daya alam kita dengan mengadopsi panda tersebut. Karena sebuah studi yang diterbitkan oleh The Journal Environmental Practice mencatat bahwa Tiongkok memberikan pinjaman konservasi panda dengan maksud untuk meningkatkan cadangan uranium di negaranya.

Sebagai contoh, Tiongkok mengirimkan Panda ke Perancis, Kanada dan Australia (Negara dengan cadangan uranium yang besar) berbarengan dengan penandatanganan kontrak transaksi uranium.

Tiongkok memerlukan uranium untuk memenuhi rencana dan strategi nasionalnya dengan meningkatkan cadangan uranium 5-6 kali lipat di tahun 2050.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan uranium terbesar di dunia. Tetapi pengolahan uranium dalam negeri masih belum didukung oleh alat-alat dan sumber daya manusia yang memadai.

Oleh karena itu, kewaspadaan dan pertimbangan yang masak harus dilakukan dan diantisipasi Indonesia jika sewaktu saat atau dalam waktu dekat Tiongkok meilirik potensi uranium yang kita miliki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com