NEW YORK, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres, Kamis (28/9/2017) menyerukan perlunya tindakan segera demi atasi krisis Rohingya.
Langkah cepat harus dilakukan agar situasi yang semakin memburuk di Rakhine dapat dihentikan lebih awal.
Krisis Rohingya telah menyebabkan lebih dari setengah juta warganya, yang kebanyakan warga Muslim, telah melarikan diri ke Banglades dalam bulan ini.
Baca: Akhirnya, Aung San Suu Kyi Mau Bicara Soal Krisis Rohingya
“Situasi berubah cepat menjadi situasi darurat pengungsian; situasi kemanusiaan dan hak-hak asasi manusia yang buruk,” kata Guterres dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York.
Dalam bulan ini, DK PBB sudah membahas situasi ini tiga kali dalam rapat tertutup.
Namun, sesi pada Kamis waktu setempat di New York, merupakan yang pertama sejak 2009, di mana badan dunia itu membahas Myanmar secara terbuka.
Guterres menyerukan penghentian operasi militer, membuka akses bantuan, dan pemulangan secara aman dan sukarela pengungsi dari daerah asal mereka.
Guterres dan Kepala Urusan HAM PBB mengungkapkan keprihatinan mereka dan menyebut kejadian di Rakhine merupakan pembersihan etnis.
Baca: PBB Diminta Ambil Langkah Konkret Hentikan Krisis Rohingya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.